Senin, 21 Desember 2020

Ummahat Al-Mukminin ( أُمَّهَاتُ الْمُؤْمِنِيْنَ ) IBUNDA ORANG-ORANG BERIMAN (Saudah binti Zam'ah 1)

 


Saudah binti Zam’ah[1]

 

Saudah binti Zam’ah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ) adalah muslimah pertama yang melakukan hijrah ke Habasyah. Suaminya telah meninggal dan sekarang dia hidup bersama dengan ayahnya yang sudah tua. Dia sendiri sudah separuh baya, agak gemuk, berwatak ramah dan menyenangkan, serta orang yang dianggap tepat untuk merawat Nabi dan keluarganya. Maka Muhammad mempersilahkan Khawla untuk berbicara dengan Abū Bakr dan juga kepada Saudah sebagai tujuannya.

Khawla langsung menuju Saudah dan berkata.

“Apakah kau ingin Allah memberimu berkah yang besar, Saudah?”

Maka Saudah bertanya.

“Apakah itu, Khawla?” Tanya Saudah.

Dan Khawla berkata.

“Rasulullah telah menyuruhku untuk meminangmu!”

Mendengar itu Saudah mencoba mengumpulkan perasaannya yang campur aduk antara rasa heran dan gembira yang melambung. Kemudian ia berkata dengan suara yang bergetar.

“Aku mau! Pergilah pada ayahku dan katakan berita gembira itu.”

Maka Khawla pergi kepada Zam’ah, seorang tua yang kasar. Khawla menyalami laki-laki tua itu lalu berkata,

“Muhammad ibn Abdullah ibn Abdul Mutallib telah mengutusku untuk meminang Saudah.”

Orang tua itu berkata.

“Anugerah yang mulia. Dan bagaimana katanya?" Maksud orang tua ini adalah bagaimana pendapat Saudah?

“Dia mau.” Jawab Khawla.

Maka Zam’ah meminta Khawla untuk memanggilkan Saudah. Ketika Saudah datang, laki-laki tua itu berkata.

“Saudah, perempuan ini mengatakan bahwa Muhammad ibn Abdullah ibn Abdul Muttalib telah memintaku agar menikahkanmu padanya. Ini adalah anugerah yang mulia. Maukah kau aku tikahkan kepadanya?”

Saudah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ) menerima dan merasa bahwa ini adalah penghormatan yang sungguh besar. Saudah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ) kemudian pindah ke rumah Muhammad dan mulai mengurusi puteri-puteri dan rumahtangga Nabi. Sementara itu Aisyah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ) menjadi tunangan Nabi dan masih bermain boneka di rumah ayahnya.

Ini tentu menjadi kejutan besar di kota Mekkah, bahwa Nabi telah memilih menikahi seorang janda yang tidak lagi muda apalagi cantik. Nabi, bagaimanapun, ingat betul bagaimana Saudah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ) menjalani hidup selama hijrah ke Habasyah, meninggalkan rumah dan harta kekayaan, menyeberangi padang pasir dan lautan menuju sebuah negeri yang jauh untuk menjaga keyakinannya.

Selama dua tahun berikutnya, kaum Quraisy meningkatkan upaya-upaya yang penuh kedengkian untuk menghancurkan Nabi dan para pengikutnya. Kedengkian yang begitu jelas dilatari oleh keraguan bahwa Muhammad adalah benar-benar Rasulullah.


Saran Bacaan untuk Anda

Adab Murid dan Guru

Oleh: سعيد حوى   Murid memiliki adab dan tugas (wazhifah) lahiriyah yang banyak, di antara abab dan tugas seorang murid adalah tidak b...

Postingan Terpopuler