Sabtu, 19 Desember 2020

Ummahat Al-Mukminin ( أُمَّهَاتُ الْمُؤْمِنِيْنَ ) IBUNDA ORANG-ORANG BERIMAN (KHADIJAH binti Khuwaylid 3)

PENOLAKAN DAN ANCAMAN KAUM QURAISY



Tahun-tahun berikutnya merupakan tahun-tahun sulit dimana para pemimpin Quraisy melakukan apa saja atas nama kekuasaan mereka untuk menghentikan Nabi dalam menyebarkan ajaran-ajarannya. Pada saat itu maka Khadijahlah sumber tetap pemberi perlindungan dan pertolongan untuk Muhammad . Seluruh kekayaannya dibelanjakannya di jalan Allah untuk membantu menyebarkan pesan-pesan suaminya, membantu membebaskan budak-budak yang telah menerima Islam, dan membantu menampung kaum muslimin yang secara perlahan namun pasti mulai tumbuh, baik secara jumlah maupun kekuatan.

Menyaksikan itu, Kaum Quraisy merasa benar-benar geram atas keberhasilan Nabi . Mereka lalu melakukan apa saja dengan kekuatannya untuk menakut-nakuti Nabi dan para pengikutnya, seringkali dengan memberikan siksaan yang mengerikan. Namun tetap tak menemui keberhasilan.

Situasi menjadi bertambah buruk sampai-sampai memaksa Nabi menganjurkan para pengikutnya untuk pergi ke negeri Habasyah. Habasyah adalah negeri dimana pemimpinnya, Najasyi, adalah penganut Nasrani yang tulus dan bersungguh-sungguh untuk memberi mereka penampungan dan perlindungan.

Maka tibalah waktunya, sebagaimana diramalkan Waraqah, Muhammad dan para pengikutnya dijauhkan dari seluruh anggota sukunya.

Bani Hasyim digiring keluar dari kota Mekkah dan dipaksa berkemah di sebuah jurang kecil di antara gunung gemunung. Ini terjadi jauh setelah Waraqah meninggal, dan sekitar tujuh tahun setelah malam luarbiasa dimana Muhammad menerima wahyu pertamanya melalui Jibril.

Disana, saat dimana rumah-rumah milik mereka sendiri kosong di kota Mekkah, orang-orang muslim itu dipaksa telanjang di tengah begitu dinginnya malam musim dingin dan di tengah terik siang musim panas, dengan begitu sedikitnya makanan dan tempat bernaung. Tak ada seorang pun yang bersedia melakukan jual beli dengan kaum muslimin saat itu, atau mengijinkan putera-puteri mereka menikahi salah satu dari orang-orang yang diasingkan ini.

Untungnya masih saja ada orang yang secara diam-diam bersimpati kepada kaum muslimin dan mengirimi mereka makanan seandainya ada kesempatan. Terkadang dengan cara menyimpankan perbekalan di atas punggung seekor keledai atau kuda kemudian mengirimnya dengan cara dipecut sehingga berderap lari menuju arah yang telah ditentukan. Mereka harap binatang itu tidak berhenti atau tersesat sebelum mencapai tujuan.

Selama tiga tahun masyarakat muslim saat itu menjalani hidup yang keras. Namun meskipun mereka kelaparan dan kehausan, telanjang di tengah panas dan dingin, justru menjadi waktu dimana jiwa-jiwa kaum muslimin pertama itu dibersihkan hatinya dan kemudian diisi dengan cahaya pengetahuan dan kebijaksanaan. Kaum Muslimin sadar betul bahwa mereka mengikuti cahaya kebenaran dan tak ada yang lain kecuali itu. Mereka tidak peduli bagaimana perlakuan dan perkataan orang-orang Quraisy kepada mereka. Allah dan Rasul-Nya telah cukup bagi mereka.

Dalam pada itu selama periode ini kaum muslimin yang telah mendapatkan perlindungan di Habasyah kembali ke Mekkah untuk memeriksa bagaimana keadaan di kampung halaman mereka hingga menemukan keadaan yang ternyata jauh lebih buruk daripada sebelumnya. Tak lama, kebanyakan dari mereka kembali lagi ke Habasyah dan jumlah mereka bertambah karena perintah Nabi agar mereka ditemani.



Saran Bacaan untuk Anda

Adab Murid dan Guru

Oleh: سعيد حوى   Murid memiliki adab dan tugas (wazhifah) lahiriyah yang banyak, di antara abab dan tugas seorang murid adalah tidak b...

Postingan Terpopuler