Islamic Worldview
Worldview (dalam bahasa Inggris) weltanschauung atau weltansicht (Jerman), terkadang juga disebut paradigma. Menurut DR. Hamid Fahmi Zarkasy, worldview adalah tolok ukur untuk membedakan antara suatu peradaban dengan peradaban yang lain.
Dalam tradisi Islam klasik tidak ditemukan terma khusus untuk
pengertian worldview, meski tidak berarti bahwa para ulama tidak memiliki asas
yang sistemik untuk memahami realitas. Para ulama abad 20 menggunakan terma
khusus untuk pengertian worldview ini, meskipun berbeda antara satu dengan yang
lain. Maulana al-Mawdudi mengistilahkannya dengan Islami nazariat
(Islamic Vision), Sayyid Qutb menggunakan istilah al-TaÎawwur
al-Islam (Islamic Vision), Mohammad AÏif al-Zayn menyebutnya
al-Mabda’ al-Islam (Islamic Principle), Prof. Syed Naquib al-Attas
menamakannya Ru’yatul Islam lil wujd (Islamic Worldview).
Meskipun istilah yang dipakai berbeda-beda, pada umumnya para
ulama tersebut sepakat bahwa Islam mempunyai cara pandangnya sendiri terhadap
segala sesuatu. Untuk menunjukkan bahwa penambahan kata sifat “Islam” untuk
kata worldview dapat merubah makna etimologis dan terminologisnya.
Istilah Islami Nazariyat
(Islamic Vision) bagi al-Mauwdudi berarti “pandangan hidup yang dimulai dari
konsep keesaan Tuhan (syahadah) yang berimplikasi pada keseluruhan kegiatan
kehidupan manusia di dunia. Sebab syahadah adalah pernyataan moral yang
mendorong manusia untuk melaksanakannya dalam kehidupannya secara menyeluruh”.
Worldview dalam istilah Shaykh Atif al-Zayn adalah Al-Mabda’ Al-Islam yang lebih
cenderung merupakan kesatuan iman dan akal dan karena itu ia mengartikan mabda’
sebagai aqidah fikriyyah yaitu kepercayaan yang berdasarkan pada akal. Sebab
baginya iman didahului dengan akal.
Sayyid Qutb memahami dari perspektif teologis dan juga metafisis
mengartikannya dengan Al-Tasawwur Al-Islami, yang berarti sebagai “akumulasi dari keyakinan asasi yang
terbentuk dalam pikiran dan hati setiap Muslim, yang memberi gambaran khusus
tentang wujud dan apa-apa yang terdapat dibalik itu.”
S.M.Naquib al-Attas mengartikan worldview Islam sebagai pandangan
Islam tentang realitas dan kebenaran yang nampak oleh mata hati kita dan yang
menjelaskan hakekat wujud; oleh karena apa yang dipancarkan Islam adalah wujud
yang total maka worldview Islam berarti pandangan Islam tentang wujud (Ru’yat Al-Islam Lil-Wujd).
Poin penting
yang dapat ditangkap dari definisi keempat tokoh diatas adalah bahwa pandangan
hidup Islam adalah pandangan Islam tentang realitas dan kebenaran yang
menjelaskan tentang hakekat wujud yang berakumulasi dalam akal pikiran dan
memancar dalam keseluruhan kegiatan kehidupan umat Islam di dunia.
Pandangan-pandangan diatas telah cukup baik menggambarkan karakter Islam
sebagai suatu pandangan hidup yang membedakannya dengan pandangan hidup lain.
Pandangan hidup seorang muslim adalah pandangan hidup yang didasarkan dan
bertujuan untuk mengesakan Allah SWT atau dengan bahasa M. Natsier adalah untuk
menjadi “hamba Allah”. Sebagai syarat utama seorang muslim adalah mengakui
keesaan Allah SWT dan mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai rasul dan nabi
penutup.
Baca Juga:
Ashab al-Suffah dan Tradisi Intelektual Islam
Islam Menjadi Gagasan Seni yang Orisinal
Barat sebagai Tantangan dan Ghazwul Fikri
Kedudukan Ilmu dan Ulama dalam
Islam
MEMBANGUN KEMBALI PERADABAN ISLAM