Senin, 07 Desember 2020

MEMBANGUN KEMBALI PERADABAN ISLAM DENGAN ILMU (Islamic Worldview)

 Islamic Worldview

 

Worldview (dalam bahasa Inggris) weltanschauung atau weltansicht (Jerman), terkadang juga disebut paradigma. Menurut DR. Hamid Fahmi Zarkasy, worldview adalah tolok ukur untuk membedakan antara suatu peradaban dengan peradaban yang lain.

Dalam tradisi Islam klasik tidak ditemukan terma khusus untuk pengertian worldview, meski tidak berarti bahwa para ulama tidak memiliki asas yang sistemik untuk memahami realitas. Para ulama abad 20 menggunakan terma khusus untuk pengertian worldview ini, meskipun berbeda antara satu dengan yang lain. Maulana al-Mawdudi mengistilahkannya dengan Islami nazariat (Islamic Vision), Sayyid Qutb menggunakan istilah al-TaÎawwur al-Islam (Islamic Vision), Mohammad AÏif al-Zayn menyebutnya al-Mabda’ al-Islam (Islamic Principle),  Prof. Syed Naquib al-Attas menamakannya Ru’yatul Islam lil wujd (Islamic Worldview).

Meskipun istilah yang dipakai berbeda-beda, pada umumnya para ulama tersebut sepakat bahwa Islam mempunyai cara pandangnya sendiri terhadap segala sesuatu. Untuk menunjukkan bahwa penambahan kata sifat “Islam” untuk kata worldview dapat merubah makna etimologis dan terminologisnya.

Istilah Islami Nazariyat (Islamic Vision) bagi al-Mauwdudi berarti “pandangan hidup yang dimulai dari konsep keesaan Tuhan (syahadah) yang berimplikasi pada keseluruhan kegiatan kehidupan manusia di dunia. Sebab syahadah adalah pernyataan moral yang mendorong manusia untuk melaksanakannya dalam kehidupannya secara menyeluruh”.

Worldview dalam istilah Shaykh Atif al-Zayn adalah Al-Mabda’ Al-Islam yang lebih cenderung merupakan kesatuan iman dan akal dan karena itu ia mengartikan mabda’ sebagai aqidah fikriyyah yaitu kepercayaan yang berdasarkan pada akal. Sebab baginya iman didahului dengan akal.

Sayyid Qutb memahami dari perspektif teologis dan juga metafisis mengartikannya dengan Al-Tasawwur Al-Islami, yang berarti sebagai “akumulasi dari keyakinan asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap Muslim, yang memberi gambaran khusus tentang wujud dan apa-apa yang terdapat dibalik itu.”

S.M.Naquib al-Attas mengartikan worldview Islam sebagai pandangan Islam tentang realitas dan kebenaran yang nampak oleh mata hati kita dan yang menjelaskan hakekat wujud; oleh karena apa yang dipancarkan Islam adalah wujud yang total maka worldview Islam berarti pandangan Islam tentang wujud (Ru’yat Al-Islam Lil-Wujd).

Poin penting yang dapat ditangkap dari definisi keempat tokoh diatas adalah bahwa pandangan hidup Islam adalah pandangan Islam tentang realitas dan kebenaran yang menjelaskan tentang hakekat wujud yang berakumulasi dalam akal pikiran dan memancar dalam keseluruhan kegiatan kehidupan umat Islam di dunia. Pandangan-pandangan diatas telah cukup baik menggambarkan karakter Islam sebagai suatu pandangan hidup yang membedakannya dengan pandangan hidup lain. Pandangan hidup seorang muslim adalah pandangan hidup yang didasarkan dan bertujuan untuk mengesakan Allah SWT atau dengan bahasa M. Natsier adalah untuk menjadi “hamba Allah”. Sebagai syarat utama seorang muslim adalah mengakui keesaan Allah SWT dan mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai rasul dan nabi penutup.

 

 

Baca Juga:



Islam Itu Hebat, Kata Siapa?

Islam sebagai Din

Madinah Sebagai Negara Kota

Muslim dan Ahlu Zimmah

Masjid Sebagai Sumber Cahaya

Ashab al-Suffah dan Tradisi Intelektual Islam

Menyerap Ilmu dari Mana Saja

Islam Menjadi Gagasan Seni yang Orisinal

Barat sebagai Tantangan dan Ghazwul Fikri

Islamic Worldview

Kedudukan Ilmu dan Ulama dalam Islam

MEMBANGUN KEMBALI PERADABAN ISLAM

 

Saran Bacaan untuk Anda

Adab Murid dan Guru

Oleh: سعيد حوى   Murid memiliki adab dan tugas (wazhifah) lahiriyah yang banyak, di antara abab dan tugas seorang murid adalah tidak b...

Postingan Terpopuler