Sabtu, 19 Desember 2020

Ummahat Al-Mukminin ( أُمَّهَاتُ الْمُؤْمِنِيْنَ ) IBUNDA ORANG-ORANG BERIMAN (KHADIJAH binti Khuwaylid 1)

 

KHADIJAH binti Khuwaylid[1]

 

 
Khadijah (خَدِيجَة بِنْت خُوَيْلِدKhadījah bint Khuwaylid) (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ) adalah seorang perempuan dari keluarga terpandang. Ayahnya, Khuwaylid adalah seorang pemimpin paling disegani di antara sukunya dan terbunuh dalam sebuah peperangan. Suaminya pun telah meninggal, dan membuatnya menjadi seorang janda yang makmur dan berkecukupan.

Ketika Muhammad masih muda, Khadijah pernah mempercayakan kekayaannya kepada Muhammad. Ia meminta Muhammad untuk berniaga ke Syria. Saat itu Muhammad terkenal karena kejujurannya, sederhana dan dapat dipercaya. Dan ketika pulang dari Syria, Muhammad membawa begitu banyak keuntungan untuk Khadijah.

PERNIKAHANNYA DENGAN MUHAMMAD

Mendengar cerita perjalanan Muhammad, Khadijah terkagum-kagum dan memutuskan bahwa Muhammad inilah calon suami yang tepat baginya. Padahal ketika itu telah banyak bangsawan penting Quraisy yang datang meminangnya tapi ditolaknya. Sedangkan pada Muhammad, justru Khadijah-lah yang berinisiatif mengajukan lamaran. Maka setelah paman Nabi, Abu Thalib merestui mereka, menikahlah Muhammad dan Khadijah. Pada saat pernikahan itu, Muhammad masih berumur duapuluhlima tahun sementara Khadijah telah berusia empatpuluh tahun.

Selama limabelas tahun Muhammad dan Khadijah menjalani kehidupan perkawinan yang bahagia, bahkan Khadijah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ) melahirkan beberapa anak. Putera pertama mereka bernama Qasim, meninggal saat berumur dua tahun. Dua putera mereka yang lainnya, Tayyib dan Tahir juga lahir namun meninggal ketika masih mereka bayi. Selain tiga anak laki-laki yang semuanya meninggal dalam keadaan masih kecil itu, Muhammad dan Khadijah juga memiliki empat orang anak perempuan yang mampu bertahan hidup sampai dewasa yaitu Zaynab, Ruqayya, Umm Kultsum dan Fatimah.

Tak seorangpun kecuali Allah tentunya, yang mengetahui kelebihan seorang suami dibanding istrinya. Kebaikan dan keburukannya, kekuatan dan kelemahannya. Semakin Khadijah mengenali suaminya maka bertambahlah cinta dan rasa hormatnya. Semua orang di Mekkah memanggil suaminya itu dengan sebutan 'al-Amin' yang mengandung arti 'yang terpercaya', dan Khadijah lebih daripada orang lain, mengetahui betapa tepatnya panggilan itu.


Klik Untuk Lanjutkan Membaca :

 

Pernikahan Khadijah Dengan Muhammad

Permulaan Turunnya Wahyu Kepada Muhammad

Penolakan Dan Ancaman Kaum Quraisy

Tahun Dukacita (عام الحزن)

Peristiwa Thaif

Saudah Binti Zam'ah

Peristiwa Isra Mi'raj

Permulaan Hijrah Ke Yatsrib

Pernikahan ‘Aisyah Dengan Nabi 

Peran ‘Aisyah Sebagai Perempuan Yang Paling Banyak Meriwayatkan Hadits

Peran ‘Aisyah Dan Istri-Istri Nabi Dalam Perang

الإفْكِ Berita Bohong Yang Menimpa ‘Aisyah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ)

Hukuman yang Ditimpakan kepada Para Pembawa Berita Bohong


Saran Bacaan untuk Anda

Adab Murid dan Guru

Oleh: سعيد حوى   Murid memiliki adab dan tugas (wazhifah) lahiriyah yang banyak, di antara abab dan tugas seorang murid adalah tidak b...

Postingan Terpopuler