KHADIJAH binti Khuwaylid[1]
PERNIKAHANNYA
DENGAN MUHAMMAD
Mendengar cerita perjalanan Muhammad,
Khadijah terkagum-kagum dan memutuskan bahwa Muhammad inilah calon suami yang
tepat baginya. Padahal ketika itu telah banyak bangsawan penting Quraisy yang
datang meminangnya tapi ditolaknya. Sedangkan pada Muhammad, justru
Khadijah-lah yang berinisiatif mengajukan lamaran. Maka setelah paman Nabi, Abu
Thalib merestui mereka, menikahlah Muhammad dan Khadijah. Pada saat pernikahan
itu, Muhammad masih berumur duapuluhlima tahun sementara Khadijah telah berusia
empatpuluh tahun.
Selama limabelas tahun Muhammad dan
Khadijah menjalani kehidupan perkawinan yang bahagia, bahkan Khadijah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ)
melahirkan beberapa anak. Putera pertama mereka bernama Qasim, meninggal saat
berumur dua tahun. Dua putera mereka yang lainnya, Tayyib dan Tahir juga lahir
namun meninggal ketika masih mereka bayi. Selain tiga anak laki-laki yang
semuanya meninggal dalam keadaan masih kecil itu, Muhammad dan Khadijah juga
memiliki empat orang anak perempuan yang mampu bertahan hidup sampai dewasa
yaitu Zaynab, Ruqayya, Umm Kultsum dan Fatimah.
Tak seorangpun kecuali Allah tentunya,
yang mengetahui kelebihan seorang suami dibanding istrinya. Kebaikan dan
keburukannya, kekuatan dan kelemahannya. Semakin Khadijah mengenali suaminya
maka bertambahlah cinta dan rasa hormatnya. Semua orang di Mekkah memanggil
suaminya itu dengan sebutan 'al-Amin' yang mengandung arti 'yang terpercaya',
dan Khadijah lebih daripada orang lain, mengetahui betapa tepatnya panggilan
itu.
Klik Untuk Lanjutkan Membaca :
Pernikahan Khadijah Dengan Muhammad
Permulaan Turunnya Wahyu Kepada Muhammad
Penolakan Dan Ancaman Kaum Quraisy
Pernikahan ‘Aisyah Dengan Nabi ﷺ
Peran ‘Aisyah Sebagai Perempuan Yang Paling Banyak Meriwayatkan Hadits
Peran ‘Aisyah Dan Istri-Istri Nabi Dalam Perang
الإفْكِ Berita
Bohong Yang Menimpa ‘Aisyah (رضي
الله ﻋﻧﻬﺎ)
Hukuman yang Ditimpakan kepada Para Pembawa Berita Bohong