Sabtu, 19 Desember 2020

Ummahat Al-Mukminin ( أُمَّهَاتُ الْمُؤْمِنِيْنَ ) IBUNDA ORANG-ORANG BERIMAN (KHADIJAH binti Khuwaylid 4)

TAHUN DUKACITA (عام الحزن)



Akhirnya, boikot dari kaum Quraisy itu dicabut dan kaum muslimin diijinkan kembali memasuki kota. Namun tiga tahun yang berat itu telah meminta korban. Pertama, paman Nabi, Abu Thalib yang ketika itu berusia lebih dari delapanpuluh tahun, meninggal; dan beberapa bulan kemudian, di bulan Ramadhan, Khadijah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ) juga meninggal di usia enampuluhlima tahun.

Nabi Muhammad merasa benar-benar berduka atas kepergian istrinya itu. Mereka telah menjalani pernikahan selama duapuluhlima tahun. Khadijah bahkan telah melahirkan lima anak untuk mereka. Selain Khadijah, hanya satu istri Nabi yang nanti akan datang, ‘Maria orang Koptik’, yang memberi Nabi seorang putera yang diberi nama Ibrahim. Dan sebagaimana Qasim, Ibrahim pun ditakdirkan meninggal ketika masih sangat kecil, di usia delapanbelas bulan.

Khadijah adalah orang pertama yang mengumumkan keimanan dan penerimaannya bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan dia tak pernah berhenti melakukan apa saja yang dia mampu untuk membantu. Cinta dan kasih sayang telah tumbuh antara Nabi dan Khadijah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ). Kasih sayang mereka terus tumbuh secara kualitas, dan semakin mendalam sepanjang tahun-tahun yang dilalui, bahkan kematian tak dapat merampas cinta mereka.

Nabi Muhammad tak pernah berhenti mencintai Kahdijah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ), dan bahkan setelah beliau menikahi beberapa istri lainnya di tahun-tahun berikutnya dan juga mencintai mereka semua, jelas terlihat bahwa Khadijah selalu memiliki tempat khusus di hatinya. Bahkan kapan saja Aisyah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ), istri ketiganya mendengar Nabi membicarakan Khadijah, atau melihat Nabi mengirimi makanan untuk teman-teman dan kerabat Khadijah, Aisyah tak dapat menahan rasa cemburunya, karena rasa cinta Nabi pada Khadijah yang masih begitu besar.

Suatu ketika Aisyah (رضي الله ﻋﻧﻬﺎ) pernah bertanya apakah hanya Khadijah yang pantas untuk cinta Nabi? Nabi menjawab:

“Dia mempercayaiku ketika tak ada seorang pun melakukannya, dia menerima Islam ketika orang-orang menolakku, dan dia menolong serta membuatku merasa nyaman ketika tak seorang pun yang lain yang menjulurkan tangan untuk membantuku.”

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah (رضي الله عنه), pada suatu ketika, ketika Khadijah masih hidup, Jibril datang kepada Nabi dan berkata, “Ya Rasulullah, sebentar lagi akan datang padamu Khadijah dengan membawa semangkuk sup (makanan atau minuman). Saat dia tiba di hadapanmu, sampaikan salam padanya dari Tuhannya dan juga dari aku, dan sampaikan pula padanya kabar gembira dari istana permata di surga, tempat dimana tak akan terasa kebisingan dan rasa lelah.”[1]

Sebagaimana juga dicatat pada hadits-hadits berikut ini:

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ قَالَ كَتَبَ إِلَيَّ هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ هَلَكَتْ قَبْلَ أَنْ يَتَزَوَّجَنِي لِمَا كُنْتُ أَسْمَعُهُ يَذْكُرُهَا وَأَمَرَهُ اللَّهُ أَنْ يُبَشِّرَهَا بِبَيْتٍ مِنْ قَصَبٍ وَإِنْ كَانَ لَيَذْبَحُ الشَّاةَ فَيُهْدِي فِي خَلَائِلِهَا مِنْهَا مَا يَسَعُهُنَّ

Telah bercerita kepada kami [Sa'id bin 'Ufair[2]] telah bercerita kepada kami [Al Laits[3]] berkata; [Hisyam[4]] menulis surat kepadaku yang katanya isinya dari [bapaknya[5]] dari ['Aisyah radliallahu 'anha[6]] berkata; "Tidaklah aku cemburu kepada salah seorang istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal ia meninggal dunia sebelum beliau menikahi aku. Dan disebabkan aku sering mendengar beliau menyebut-nyebutnya (memuji dan menyanjungnya) dan Allah memerintahkan beliau untuk memberi kabar gembira kepadanya bahwa dia akan mendapatkan rumah terbuat dari mutiara (di surga kelak). Dan apabila beliau menyembelih kambing, beliau selalu menghadiahkan bagian kambing itu untuk teman-temannya Khadijah apa yang dapat mencukupi mereka". (Shahih Bukhari hadis nomor 3532 https://carihadis.com/Shahih_Bukhari/3532)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ مِنْ كَثْرَةِ ذِكْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاهَا قَالَتْ وَتَزَوَّجَنِي بَعْدَهَا بِثَلَاثِ سِنِينَ وَأَمَرَهُ رَبُّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَوْ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام أَنْ يُبَشِّرَهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ

Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin 'Sa'id[7]] telah bercerita kepada kami [Humaid bin 'Abdur Rahman[8]] dari [Hisyam bin 'Urwah[9]] dari [bapaknya[10]] dari ['Aisyah radliallahu 'anha[11]] berkata; "Tidaklah aku cemburu kepada salah seorang wanita sebagaimana kecemburuanku terhadap Khadijah karena seringnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebut-nyebutnya (memuji dan menyanjugnya) 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; "Beliau menikahi aku tiga tahun setelah Khadijah meninggal dunia dan Rabbnya 'azza wajalla memerintahkan beliau atau memerintahkan Jibril 'alaihis salam untuk memberi kabar gembira kepadanya bahwa dia akan mendapatkan rumah terbuat dari mutiara (di surga kelak) ". (Shahih Bukhari hadis nomor 3533)[12]



[1] Hadits riwayat Abu Hurairah (رضي الله ﻋﻧﮫ), ia berkata:
Jibril datang kepada Nabi (
) dan berkata: Wahai Rasulullah, ini Khadijah datang kepada engkau dengan membawa bejana berisi lauk pauk atau makanan atau minuman. Apabila ia datang kepadamu, sampaikanlah salam kepadanya dari Tuhannya Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dan juga dariku dan kabarkanlah berita gembira kepadanya mengenai sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara di dalamnya tidak ada keributan dan kesusahan. (Shahih Muslim No.4460)

[2] Sa'id bin Katsir bin 'Ufair bin Muslimbin Yazid, Al Anshariy, Abu 'Utsman, Tabi'ul Atba' kalangan tua, wafat tahun 226 H, hidup di Maru.

[3]Laits bin Sa'ad bin 'Abdur Rahman, Al Fahmiy, Abu Al Harits, Tabi'ut Tabi'in kalangan tua, wafat tahun 175 H, hidup di Maru.

[4] Hisyam bin 'Urwah bin Az Zubair bin Al 'Awwam, Al Asadiy, Abu Al Mundzir, Tabi'ul Atba' kalangan tua, wafat tahun 145 H, hidup di Madinah, wafat di Baghdad.

[5] Urwah bin Az Zubair bin Al 'Awwam bin Khuwailid bin Asad bin 'Abdul 'Izzi bin Qu, Al Asadiy, Abu 'Abdullah , Tabi'in kalangan pertengahan, wafat tahun 93 H, hidup di Madinah.

[6] Aisyah binti Abi Bakar Ash Shiddiq, At Taymiyyah, Ummu 'Abdullah, Ummu Al Mu'minin, Shahabat, wafat tahun 58 H, hidup di Madinah, wafat di Madinah.

[7] Qutaibah bin Sa'id bin Jamil bin Tharif bin 'Abdullah , Ats Tsaqafiy Al Baghlaniy, Abu Raja', Tabi'ul Atba' kalangan tua, wafat tahun 240 H, hidup di Himsh.

[8] Humaid bin 'Abdur Rahman bin Humaid bin 'Abdur Rahman, Ar Ru`asi, Abu 'Ali, Abu 'Auf, Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan, wafat tahun 189 H, hidup di Kufah.

[9] Hisyam bin 'Urwah bin Az Zubair bin Al 'Awwam, Al Asadiy, Abu Al Mundzir, Tabi'ul Atba' kalangan tua, wafat tahun 145 H, hidup di Madinah, wafat di Baghdad.

[10] Urwah bin Az Zubair bin Al 'Awwam bin Khuwailid bin Asad bin 'Abdul 'Izzi bin Qu, Al Asadiy, Abu 'Abdullah , Tabi'in kalangan pertengahan, wafat tahun 93 H, hidup di Madinah.

[11] Aisyah binti Abi Bakar Ash Shiddiq, At Taymiyyah, Ummu 'Abdullah, Ummu Al Mu'minin, Shahabat, wafat tahun 58 H, hidup di Madinah, wafat di Madinah.

Saran Bacaan untuk Anda

Adab Murid dan Guru

Oleh: سعيد حوى   Murid memiliki adab dan tugas (wazhifah) lahiriyah yang banyak, di antara abab dan tugas seorang murid adalah tidak b...

Postingan Terpopuler