Kamis, 29 Oktober 2020

Macron, Siapakah Dia?

Meme dari: knowyourmeme.com

Namanya Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron (bahasa Prancis: [emanˈɥɛl ʒɑ̃ miˈʃɛl fʁedeˈʁik makˈʁɔ̃]; lahir di Amiens, Prancis, 21 Desember 1977; umur 42 tahun) adalah seorang politikus Prancis yang menjabat sebagai Presiden Prancis dan ex-officio Pangeran Andorra sejak tanggal 14 Mei 2017. Sebelumnya, Macron merupakan mantan bankir investor Prancis. Pada 26 Agustus 2014 ia dilantik sebagai Menteri Ekonomi, Pembaruan Industri dan Urusan Digital dalam pemerintahan Manuel Valls. Pada Pemilihan umum Presiden Prancis 2017, ia mengalahkan Marine Le Pen dengan meraup 66,06 persen suara jauh mengungguli Marine Le Pen, yang hanya meraup 34 persen suara. Kemenangannya menjadikan ia sebagai Presiden Prancis termuda dalam sejarah dengan usia 39 tahun.

Macron adalah putra dari Jean-Michel Macron, Profesor Neurologi di Universitas Picardy, dan Françoise Macron-Noguès, MD. Ia akrab dengan neneknya, seorang kepala sekolah yang tumbuh dalam rumah tangga iliterasi, dan tinggal dengannya selama beberapa waktu. Ia mempelajari piano selama sepuluh tahun, mendapatkan penghargaan ketiga di Konservatori Amiens.

Ia menempuh pendidikan selama beberapa tahun di lycée La Providence in Amiens yang didirikan oleh Yesuit sebelum ia melanjutkan di sekolah tinggi élite Lycée Henri-IV di Paris. Ia mempelajari Filsafat di Universitas Paris-Ouest Nanterre La Défense, mendapatkan gelar DEA. Ia bekerja sebagai asisten Paul Ricoeur antara 1999 dan 2001 di mana ia membantu menyunting buku karya Ricoeur La Mémoire, l'histoire, l'oubli. Ia juga mendapatkan sebuah gelar dalam bidang Urusan Publik di Sciences Po, sebelum ikut serta dalam pelatihan sebagai pegawai negeri sipil senior di École nationale d'administration (ENA), lulus pada 2004.

Macron bekerja sebagai Inspektur Keuangan dalam Kementerian Ekonomi Prancis antara 2004 dan 2008. Pada 2007, ia menjabat sebagai deputi rapporteur pada Komisi untuk mempengaruhi pertumbuhan Prancis yang dikepalai oleh Jacques Attali. Ia kemudian meninggalkan jabatan tersebut untuk menjadi bankir investor di Rothschild & Cie Banque.

Macron adalah anggota Partai Sosialis dari tahun 2006 hingga 2009. Dari tahun 2012 hingga 2014, ia menjabat sebagai deputi sekretaris jenderal Élysée, seorang anggota senior staf Presiden Hollande. Ia dilantik menjadi Menteri Ekonomi, Industri dan Data Digital dalam Kabinet Valls kedua pada 26 Agustus 2014, menggantikan Arnaud Montebourg.

Pria kelahiran 1977 ini boleh jadi pria paling kontroversial millenium ini. Pada tanggal 25 oktober 2020 yang lalu Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengatakan pada hari Minggu, bahwa presiden Prancis ini telah "kehilangan akal sehatnya".

Sehari setelah mengatakan bahwa Macron perlu diperiksa kepalanya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Minggu bahwa pemimpin Prancis itu telah "tersesat."

Pernyataan itu mendorong menteri luar negeri Prancis memanggil pulang duta besarnya di Ankara.

Pernyataan Prancis tentang Islam diperdalam setelah Macron juga menyebut Islam sebagai teroris, setelah adanya pemenggalan seorang guru sejarah di Paris.

Macron menyerang Islam dan ummat Muslim, menuduh ummat Muslim sebagai “separatism”. Dia menggambarkan Islam sebagai “sebuah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia”.

Hal ini bertepatan dengan sebuah gerakan provokatif yang dilakukan Charlie Hebdo, sebuah majalah sayap kiri Perancis yang dengan keji menerbitkan karikatur-karikatur anti-Islam, yang telah menyebabkan meluasnya kemarahan dan rasa sakit hati di semua dunia Muslim.

Pada awal tahun ini, majalah Charlie Hebdo kembali menerbitkan kartun-kartun yang menghina Islam dan Nabi Muhammad .

Karikatur-karikatur itu sendiri pertama diterbitkan pada tahun 2006 oleh surat kabar Denmark Jyllands Posten, yang memicu gelombang protes.

Sementara itu Umat Muslim percaya bahwa penggambaran Nabi adalah suatu penghinaan dan penghujatan. Namun, Macron sebelumnya mengatakan tak akan melarang pencetakan karikatur Nabi Muhammad, dan hal inilah yang menimbulkan kontroversi, dan menciptakan gelombang protes di dunia Arab dan beragam dunia Isalm pada hari Kamis (22/10/2020).

Selain gelombang protes, kejadian ini juga menciptakan hubungan buruk Perancis dengan negara-negara Arab dan tak tertahankannya aksi boikot produk-produk Perancis di Turki dan negara-negara Arab bahkan Indonesia.

Bahkan Erdogan dengan lugas berkata “Saya memohon kepada warga saya. Jangan pernah memperhatikan merek Prancis. Jangan membelinya," di sebuah acara di ibu kota Turki, Ankara seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (27/10/2020)

Kontan saja, ini membuat produk-produk Perancis kocar kacir dan saham-saham mereka rontok. Prancis pada Minggu (25/10/2020) meminta seruan pemboikotan produk-produknya oleh Turki segera dihentikan, dengan mengatakan serangan semacam itu adalah ulah "minoritas radikal". Seruan tersebut merupakan hasil dari "propaganda" Ankara terhadap Paris yang dikatakan telah menyebarkan kebencian di dalam dan luar negeri.

Brigitte Trogneux (tengah), usianya 24 tahun lebih tua dari suaminya, Presiden Perancis Emmanuel Macron (kanan) tribunnews.com.



Kehidupan pribadi Macron sendiri nampak seperti kisah dalam sebuah novel picisan. Macron menikah dengan Brigitte Trognieux, seorang guru Prancis yang pertama kali bertemu dengannya di sekolah menengah atas, ketika usianya baru 15 tahun dan Brigitte berusia 39 tahun. Macron saat ini berusia 43 tahun dan Brigitte yang berumur 67 tahun, membuat pasangan itu berjarak usia 24 tahun. Pasangan ini sendiri tinggal dengan anak-anak Trognieux dari pernikahan sebelumnya di Prancis.

Akhir-akhir ini nama Brigitte ramai diperbincangkan media. Bukan hanya karena ia menjadi Ibu Negara Prancis, namun jarak usianya dengan Macron membuat banyak orang terheran-heran.

Macron pertama kali bertemu dengan Brigitte saat perempuan yang menjadi istrinya itu menjadi guru drama kala dirinya masih SMA. Macron pun mengaku bahwa hubungan yang mereka bukan hal yang umum. "Ini hubungan yang tidak cukup umum, pasangan yang tak cukup normal -- buka berarti saya sangat menyukai kata sifat ini -- tapi pasangan ini benar-benar ada," ujar Macron saat ia menikah dengan Brigitte.

Macron yang kala itu berusia 15 tahun, disebut sebagai siswa yang sangat pandai. Brigitte yang kala itu menjadi gurunya di sekolah swasta Jesuit, menyebut Macron sebagai seseorang yang bertindak seperti orang dewasa, bukannya seperti remaja.

"Saya benar-benar kagum dengan kecerdasan anak ini," ujar perempuan dengan nama lahir Brigitte Trogneux itu.

Brigitte merupakan pewaris perusahaan cokelat yang terkenal akan macaroons-nya. Saat bertemu dengan Macron, ia telah menikah dengan seorang bankir bernama Andre Auziere dan memiliki tiga orang anak.

Awalnya, orangtua Macron sadar bahwa anaknya sedang jatuh cinta. Namun mereka tidak tahu kepada siapa ia jatuh cinta.

Penulis biografi Anne Fulda menulis, orangtua presiden terpilih Prancis itu mengira anaknya jatuh cinta dengan Laurence Auziere, seorang gadis di sekolahnya. Faktanya, Macron jatuh cinta pada ibu gadis itu.

Ketika orangtuanya mengetahui hal tersebut, mereka meminta Brigitte untuk menjauhi anaknya hingga ia berusia 18 tahun.

"Saya tak bisa berjanji apa pun," ujar Brigitte.

Pada saat berusia 17 tahun, Emmanuel berjanji kepada Brigitte bahwa ia akan menikahinya. Sepuluh tahun kemudian, yakni pada tahun 2007, ia memenuhi janjinya.

Saat ini ibu Macron melihat Brigitte lebih sebagai teman bukan sebagai menantu.

Saat Macron diumumkan keluar sebagai pemenang dalam pemilihan presiden Prancis, seluruh anggota keluarganya turut serta -- termasuk tiga anak tiri dan tujuh cucu hasil pernikahan Brigitte dengan Auziere. Brigitte mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai guru setelah Macron mengemban tugas sebagai menteri ekonomi. Perempuan kelahiran 13 April 1953 itu menjadi penasihat kepercayaan Macron.

 

 Sumber-sumber:


Saran Bacaan untuk Anda

Adab Murid dan Guru

Oleh: سعيد حوى   Murid memiliki adab dan tugas (wazhifah) lahiriyah yang banyak, di antara abab dan tugas seorang murid adalah tidak b...

Postingan Terpopuler