Menyerap Ilmu dari Mana Saja
![]() |
Ibn Rushd (Averroes), Sumber Gambar: english.alaraby.co.uk |
Dalam tahun 756 M,
Mansur, khalifah kedua Bani Abbas, mengundang Bachkt Yishu, dokter kepala di Junde
Shahpur (sebuah sekolah tinggi kedokteran di Iran yang berdiri jauh sebelum
Islam masuk ke Iran, dan terus terpelihara ketika Islam datang dan mengelola
tempat itu), agar datang ke istananya. Kemudian
secara berturut-turut, diundang dokter-dokter ternama Syiria, Mesir, Byzantium
dan India untuk berkumpul di Baghdad. Semenjak itu bermulalah penyalinan
besar-besaran buku ilmu kedokteran dari Yunani, Iran dan India ke dalam bahasa
Arab. Sehingga pada periode berikutnya Islam mampu melahirkan tokoh filsuf dan
dokter semisal Ibnu Sina yang di barat akrab dikenal dengan nama Avicenna. Buku
karangannya, Al-Qanun Fi’t-Thibb (Canon of Medicine) dianggap sebagai himpunan
perbendaharaan ilmu kedokteran.
Baca Juga:
Ashab al-Suffah dan Tradisi Intelektual Islam
Islam Menjadi Gagasan Seni yang Orisinal
Barat sebagai Tantangan dan Ghazwul Fikri