بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Pembaca,
tulisan yang akan saya post ini telah pernah saya post sepuluh tahun yang lalu
di blog pribadi saya https://gungunmulyawan.wordpress.com/membangun-kembali-peradaban-islam/.
Sebelum itu, tulisan ini juga telah disebar dalam buletin Pemuda PERSIS Cabang
Katapang, Adz-Dzikro.
Sekarang,
akan saya post lagi agar dapat kembali dibaca. Saya harap ini bisa menjadi
sumbangan yang bermanfaat. Hanya saja, tulisan yang memiliki 2960 karakter
menurut komputer saya ini (saya gak sempat hitung satu satu), sekarang akan
saya cicil sedikit demi sedikit agar tidak menjemukan sambil saya sunting
sana-sini.
وَ الله يَأْ خُذُ بِأَيْدِيْنَا إِلَى مَا فِيْهِ خَيْرٌ لِلْاِسْلَامِ
وَ الْمُسْلِمِيْنَ
MEMBANGUN
KEMBALI PERADABAN ISLAM DENGAN ILMU
Oleh:
Abahna Jafits
Islam
itu Hebat, Kata Siapa?
Sabtu,
28 Mei 2010, Kanselir Jerman Angela Merkel, dalam sebuah lawatannya ke Doha,
Qatar, menyerukan agar Negara-negara Eropa mempelajari peradaban Islam. Begini
petikan kalimat yang diucapkannya sebagaimana dikutip Republika.co.id.
tertanggal 29 Mei 2010, “Terkadang, kami lupa bahwa dalam beberapa abad, dunia
Arab berada jauh di depan kami dalam bidang sains dan seni.”
![]() |
Angela Merkel |
Seruan seperti ini bukanlah barang baru, ada begitu banyak seruan serupa yang diteriakkan orang-orang di luar Islam. Namun demikian kita masih harus bertanya apa maksud sesungguhnya dari seruan-seruan seperti ini; maksud baikkah, dimana mereka menyaksikan kebaikan yang ada di dalam peradaban Islam yang mereka maksud sehingga tumbuh niat untuk meniru dan masuk ke dalamnya; atau maksud burukkah, dimana Islam dirasakan sebagai pesaing dan seteru yang tangguh dan kemudian berusaha mencari kelemahan-kelemahan Islam untuk menjatuhkan dan meruntuhkan sendi-sendi peradaban Islam yang telah dibangun.
“Dinyatakan
dalam Al-Qur’an bahwasannya orang Yahudi dan Kristen memang tidak pernah
berhenti, dengan segala macam cara, mempengaruhi umat Islam agar mengikuti
agama mereka. Mereka ingin umat Islam melakukan seperti apa yang mereka
lakukan, menggugat dan merpersoalkan yang sudah jelas dan mapan, sehingga
timbul keraguan terhadap yang sudah sahih dan benar. Untuk memberi kesan
seolah-olah objektif dan otoritatif, orientalis misionaris ini biasanya
berkedok sebagai pakar (expert scholars) mengenai bahasa, sejarah,
agama, dan tamaddun Timur, baik yang ‘Jauh’ (Far Eastern, seperti Jepang, Cina
dan India) maupun yang ‘Dekat’ (Near Eastern, seperti Persia, Mesir dan
Arabia).”[i] ; atau berdasar pada teori
benturan peradaban Samuel T. Huntington, dimana setelah runtuhnya komunisme Uni
Sovyet, barat (baca: Amerika) kini membutuhkan musuh lain yang tidak kalah
tangguh untuk menciptakan pesaing bagi dirinya sendiri agar bisa berlari lebih
cepat lagi.
Kita
tak boleh sekejap pun melupakan bagaimana sepak terjang Abdullah bin Saba yang
juga dikenal dengan Ibnu Sauda, seorang Yahudi yang berasal dari Yaman,
tepatnya dari daerah Shan’a (Ibukota Yaman). Ia berpura-pura masuk Islam pada
masa pemerintahan Utsman bin Affan untuk menghancurkan Islam dari dalam.
Berbagai macam fitnah ia timbulkan. Ia terlibat dalam pembunuhan Utsman bin
Affan, juga terlibat mengobarkan fitnah pada perang Jammal antara Ali dan ‘Aisyah,
dan perang Shiffin antara Ali dan Mu’awiyyah radiallahu ‘anhum. Kemudian
pada masa pemerintahan Ali, ia kembali membuat ulah dengan memunculkan satu
fitnah besar yaitu mengajak manusia untuk meyakini bahwa Khalifah Ali r.a
sebagai tuhan. Dengan sebab itulah kaum Sabaiyyah harus rela dibakar oleh orang
yang mereka anggap sebagai Tuhan[ii]. Lalu, bagaimana peran
kerajaan Inggris yang melindungi Mirza Ghulam Ahmad nabinya kaum Ahmadiyyah dan
Salman Rushdi, penulis buku Satanic Verses (ayat-ayat setan).
Dalam
sejarah Indonesia sendiri kita tak boleh melupakan tokoh Snouck Hurgronje yang
menghancurkan dan mengoyak-ngoyak Aceh dengan cara berpura-pura sebagai seorang
Muslim dan bahkan mengawini wanita-wanita muslimah dari keturunan orang-orang
yang dipandang penting dalam kehidupan umat[iii].
Tulisan
ini bagaimanapun bukanlah sebuah upaya untuk mempromosikan gerakan anti barat
dan menolak seluruh ide-ide yang datang dari barat, melainkan sebuah upaya agar
umat Islam sekali-kali tidak boleh dininabobokan oleh pujian-pujian dari
orang-orang di luar Islam. Selalu ada maksud tertentu dari sikap tertentu. ADA
UDANG DI BALIK BATU.
Umat
Islam yang pernah berjaya dan menguasai setengah dunia ini kini tengah
dijadikan objek, sebagai santapan yang sangat lezat di meja makan. Meski tidak
secara terang-terangan, cakar kolonialisme dan kapitalisme kini masih
mencengkeram dunia Islam dalam bentuk dan kemasan yang dimodifikasi sehingga
sulit sekali dideteksi dan dirasakan.
Terbukti,
bagaimana dunia Islam dan OKI (yang pada awalnya dibentuk untuk menyelesaikan
sengketa Palestina) tidak mampu berbuat banyak dan selalu kandas di tengah
jalan ketika berusaha menyelesaikan masalah Palestina. Bukan saja karena Dunia
Islam selalu kalah diplomasi dengan Israel dan pendukung-pendukungnya dan
terganjal hak veto di DK PBB, melainkan karena seringkali Dunia Islam masih
harus disibukkan oleh kepentingan-kepentingan dalam negerinya sendiri.
Kembali pada Angela Merkel. Dalam laporan Republika.co.id tersebut juga disebutkan bahwa Angela Merkel ini kini didukung oleh partai Christian Democratic Union (CDU) yang tak menyurutkan sedikit pun penolakannya atas keanggotaan Turki ke dalam Uni Eropa. Menurut partai ini (CDU), Uni Eropa harus menjalankan kebijakannya berdasarkan nilai-nilai Kristen.
![]() |
Bendera Parta CDU - Jerman - “Gambar oleh ThecentreCZ - Wikipedia” |
Lalu, peradaban manakah yang dimaksud Kanselir Jerman itu, sebab peradaban dalam pengertian Islam tidak hanya berarti pencapaian manusia pada hal-hal yang bersipat duniawi dan inderawi. Peradaban dalam Islam tidak hanya terbatas pada kebudayaan, teknologi, hukum, social, politik, filsafat, kemanusiaan, dlsb. Namun lebih jauh dari itu adalah pengakuan manusia terhadap keesaan Allah SWT, sehingga kemajuan apapun yang dicapai manusia haruslah dipersembahkan sebagai bukti rasa syukurnya kepada Allah SWT sesuai dengan lima ayat yang pertama diturunkan di dalam Al-Qur’an. Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.[iv]
Ashab al-Suffah dan Tradisi Intelektual Islam
Islam Menjadi Gagasan Seni yang Orisinal
Barat sebagai Tantangan dan Ghazwul Fikri
Kedudukan Ilmu dan Ulama dalam Islam
MEMBANGUN KEMBALI PERADABAN ISLAM
[i] Dr. Syamsudin Arif.
Orientalis dan Diabolisme Pemikiran, dalam Dr. Adian Husaini. MEMBENDUNG ARUS
LIBERALISME DI INDONESIA. PUSTAKA AL-KAUTSAR.
[ii] Lihat, http//www.haulasyiah.wordpress.com.
Islam versus Syiah. Ternyata Abdullah bin Saba Bukan Tokoh Rekaan.
[iii] Lihat, orgawam.wordpress.com
[iv] QS. Al-Alaq 1-5