Ashab al-Suffah dan Tradisi Intelektual Islam
Di dalam al-Qur’an
ini terkandung konsep-konsep seminal yang kemudian dipahami, ditafsirkan dan
dikembangkan oleh para sahabat, tabiin, tabi’ tabiin dan para ulama yang datang
kemudian.
Tradisi intelektual dalam
Islam juga memiliki medium tranformasi dalam bentuk institusi pendidikan yang
disebut al-Suffah dan komunitas intelektualnya disebut Ashab al-Suffah. Di
lembaga pendidikan pertama dalam Islam ini kandungan wahyu dan hadith-hadith
Nabi dikaji dalam kegiatan belajar mengajar yang efektif.
![]() |
Gambar sekedar ilustrasi |
Meski materinya masih sederhana tapi karena obyek kajiannya berpusat pada wahyu yang betul-betul luas dan kompleks, materi kajiannya tidak dapat disamakan dengan materi diskusi spekulatif di Ionia, yang menurut orang Barat merupakan tempat kelahiran tradisi intelektual Yunani dan bahkan kebudayaan Barat (the cradle of western civilization). Yang jelas, Ashab al-Suffah, adalah gambaran terbaik institusionalisasi kegiatan belajar-mengajar dalam Islam dan merupakan tonggak awal tradisi intelektual dalam Islam. Hasil dari kegiatan ini adalah munculnya, -katakanlah alumni-alumni yang menjadi pakar dalam hadith Nabi- seperti misalnya Abu Hurayrah, Abu Dzarr al-Ghiffari, Salman al-Farisi, ‘Abd Allah ibn Mas’ud dan lain-lain.
Baca Juga:
Ashab al-Suffah dan Tradisi Intelektual Islam
Islam Menjadi Gagasan Seni yang Orisinal
Barat sebagai Tantangan dan Ghazwul Fikri
Kedudukan Ilmu dan Ulama dalam
Islam
MEMBANGUN KEMBALI PERADABAN ISLAM