Rabu, 17 Juli 2024

Pertanyaan yang Bermacam-macam

 Oleh: A. Hasan

Sebelum melanjutkan membaca, ada baiknya anda flashback dahulu kepada tulisan sebelumnya: Manusia Dari Tanah

A.      Saya sebagai penganut sel, hendak bertanya, apa maksud Tuhan jadikan manusia, umpamanya?

B.       Saya, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan dan kekuasaan-Nya menjawab: Menurut pikiran, tak dapat saya katakan atau terka maksud Tuhan menjadikan manusia. Tetapi menurut Agama, bahwa Tuhan jadikan manusia tidak lain melainkan untuk menyembah-Nya dan beribadah kepada-Nya. Maka buat giliran Tuan, dapatkah Tuan terangkan kepada saya apa maksud sel-sel jadi manusia itu?



A.      Tidak dapat.

B.       Kami beranggapan dan Agama kami pun berkata bahwa semua unggas di udara, sekalian Binatang di muka bumi, segenap tumbuh-tumbuhan, setiap jenis air, segala sesuatu di laut, Tuhan telah jadikan untuk manusia menggunakannya bila mereka perlu atau mau kepaadanya. Maka buat giliran Tuan dapatkah Tuan terangkan siapa dia yang telah sediakan benda-benda itu sebelum zhahir jenis manusia di muka bumi ini?

A.      Semua terjadi sendiri dengan berevolusi dan kebetulan, bukan dengan diatur oleh siapa-siapa.

B.       Kalau kejadian-kejadian itu dikatakan kebetulan, niscaya bertemu dengan terlalu banyak kebetulan.

Sebelum ada ikan-ikan di laut, sudah ada airnya. Sebelum ada ikan, pemakan ikan, kebetulan sudah ada ikan-ikan yang lemah buat dimakan olehnya. Sebelum ada singa, harimau, serigala dan sebangsanya, kebetulan sudah ada rusa pelanduk, kancil dan lainnya buat jadi mangsa Binatang-binatang buas itu. Sebelum ada sapi, kerbau, onta, kuda, kambing dan sebagainya, kebetulan sudah ada rumput dan tumbuh-tumbuhan yang jadi bekal hidupnya.

Sebelum ada manusia, kebetulan sudah tersedia api dan air untuk keperluannya, kebetulan sudah ada gandum, padi dan sagu, udara dan Binatang-binatang di muka bumi buat jadi lauknya, kebetulan sudah tersedia untuknya pisang, jeruk, anggur, sawo, mangga, dan ratusan macam buah-buahan yang tidak kebetulan tersedia malainkan untuk manusia?

A.      Semua yang kita lihat di alam ini memanglah sudah ada Bersama Tuhan ataukah dijadikan Tuhan?

B.       Segala seluatu yang sudah ada, yang sedan gada dan yang aka nada, dijadikan oleh Tuhan.

A.      Di dalam perkataan “segala sesuatu yang ada”, termasuk juga Tuhan. Dari itu, apakah Tuhan jadikan juga dirinya sendiri?

B.       Ini pertanyaan orang yang hanya doyan bertanya dengan tidak memikirkan isi pertanyaannya. Jika saya berkata, bahwa semua orang yang di rumah ini anak dan cucu saya, apakah berarti bahwa diri saya sendiri pun dari anak dan cucu saya?

A.      Di dalam perkataan “segala sesuatu yang ada”, termasuk juga benda di ala mini diadakan oleh Tuhan dari pada tidak ada, padahal Tuan tidak mau terima pendirian kami bahwa dengan sebab evolusi terwujudlah Bintang-bintang, manusia-manusia dan ruh-ruh yang duhulunya tidak ada.

B.       Tuan mengakui bahwa sel-sel itu tidak berkuasa. Maka dapatkah akal menerima bahwa satu benda yang asalnya tidak ada tetapi dengan sebab sel-sel itu berevolusi Sahaja beberapa masa, lantas yang tidak ad aitu jadi ada?

Adapun tentang Tuhan, perkaranya tidak demikian. Tuhan bersifat “Maha Kuasa” pada mengadakan apa yang Ia kehendaki.

Hal mengadakan sesuatu dari pada tidak ada kepada ada, adalah rahasia Ketuhanan atau adalah ia satu dari hasil pekerjaan sifat “Maha Kuasa”.

Maka adanya alam dijadikan oleh Tuhan dengan segala isinya yang dahulunya tidak ada, bisa diterima dengan mudah jika dibandingkan dengan teori kaum sel, bahwa semua itu  jadi dengan sebab evolusi yang tidak mempunyai apa-apa kekuasaan, bahkan tidak pun mempunyai kemauan.

A.      Tidakkah Tuan perhatikan bahwa kepercayaan manusia kepada adanya Tuhan telah merusak dunia ini dengan nama Agama Tuhan, Perintah Tuhan, Larangan Tuhan?

B.       Pertanyaan Tuan biarlah saya jawab dengan ringkas dahulu; kemudian, bolehlah kita luaskan.

Tuan beranggapan tidak ada Tuhan. Pada azal, tidak ada lain dari sel-sel. Jiwa dan kemauan yang ada pada manusia datangnya lantaran evolusi. Dari itu, mau tak mau, Tuan mesti akui bahwa kepercayaan kepada adanya Tuhan datangnya dari evolusi, dan kerusakan di dunia datangnya dari evolusi, dan penipuan yang manusia lakukan dengan nama sel dan atom dan Agama atau Tuhan datangnya dari evolusi karena semua terjadi dari evolusi. Adapun jawaban yang sedikit Panjang ialah bahwa manusia – dengan tidak memandang penganut sela tau penganut Tuhan – sama keadaannya. Tetapi pada umumnya orang yang percaya kepada Tuhan dan pembalasan-Nya tidak begitu berani sebagaimana keberanian orang yang tidak ber-Tuhan. Karena orang yang tidak ber-Tuhan tidak ada penghalangnya dan tidak ada penahannya dari dalam jiwanya.

Orang yang percaya kepada Tuhan dan percaya juga kepada Agama Tuhan, lebih banyak lagi penghalang baginya daripada berbuat kejahatan. Ia takut pembalasan Tuhan di dunia ini. Ia takut pembalasan-Nya di Akhirat. Ia tidak senang walaupun hanya dimurkai oleh Tuhannya.

A.      Banyak juga orang yang tidak ber-Tuhan dan tidak beragama terhindar daripada berbuat kejahatan, karena kemanusiaan.

B.       Orang yang beragama dan ber-Tuhan lebih banyak terhindar daripada kejahatan disebabkan kemanusiaan, karena iapun manusia dan ditambah dengan baktinya kepaada Tuhannya dan kepada Agamanya.

A.      Jawaban Tuan tadi memberi arti bahwa manusia beserta perbuatannya yang baik dan yang jahat dibikin oleh Tuhan.

B.       Ya, betul begitu.

A.      Jika demikian, mengapa Tuhan adakan surga sebagai tempat balasan bagi orang yang kerjakan kebaikan, dan neraka sebagai tempat siksaan bagi orang yang berbuat kejahatan, dan apa gunanya Ia perintah itu dan larang ini, dan lain-lainnya?

B.       Sesudah memperhatikan dan memikirkan alam dan lainnya, yang berbentuk dan yang tidak berbentuk, yang dapat dilihat dan yang tidak dapat dilihat, yang dapat diketahui dengan pengetahuan biasa dan yang tidak diketahui melainkan dengan percobaan dan perhitungan, maka akal kami memaksa kami percaya bahwa Tuhan itu tidak dapat tiada bersifat “Maha Mengetahui”.

A.      Baiklah, apa maksud Tuan dengan sifat “Maha Mengetahui” itu?

B.       Maksud saya, bahwa Tuhan jadikan saya dan di dalam diri saya. Ia jadikan satu kekuatan untuk memilih sesuatu perbuatan yang baik atau yang jahat; dan sebelum menjadikannya dan sesudahnya, Tuhan tahu apa yang akan dipilih oleh kekuatan itu; oleh yang demikian, terpaksa percaya, bahwa semua pekerjaan saya, baiknya dan jahatnya adalah dari Tuhan.

A.      Apa salahnya jika Tuan percaya bahwa Tuhan jadikan di dalam badan Tuan satu kekuatan buat memilih kebaikan atau kejahatan, tetapi Tuhan sendiri tidak tahu apa yang akan dipilih oleh kekuatan itu, dan oleh yang demikianlah ia adakan neraka dan surga?

B.       Kalau saya percaya, bahwa sesuatu yang Tuhan jadikan itu Tuhan sendiri tidak tahu apa yang sesuatu itu akan berbuat, berarti Tuhan tidak bersifat “Maha Mengetahui”, bahkan sama dengan seorang pembikin sebilah pisau yang tidak tahu apa-apa yang bakal dipotong oleh pisau itu.

Saya lebih suka dan terpaksa – menurut pikiran – mempercayai bahwa semua perbuatan saya datangnya dari Tuhan, walaupun saya terpaksa mengaku bahwa saya tidak mengerti mengapa Tuhan yang membikin semua perbuatan saya, membikin juga surga dan neraka dan mengirim Agama yang mengandung suruhan dan larangan. Saya lebih ridlo membodohkan diri saya dengan kepercayaan yang baru saya sebut daripada mempercayai bahwa Tuhan saya bodoh, tidak tahu apa yang bakal terjadi dari kekuatan pemilih yang Ia telah jadikan di dalam diri saya.

Jelasnya, di dalam hal tersebut orang bisa beriman dua macam.

Pertama, seorang beriman bahwa Tuhan telah jadikan dia, dan telah jadikan surga dan neraka, dan telah kirim Agama yang berperaturan ini wajib dikerjakan dan itu tidak boleh dikerjakan. Dan ia beriman juga bahwa di dalam dirinya Tuhan telah adakan satu kekuatan untuk memilih kebaaikan atau kejahatan, dan ia percaya pula bahwa sebelum membikin kekuatan pemilih itu dan sesudahnya, Tuhan tahu apa yang akan dipilih oleh kekuatan itu. Ini berarti segala sesuatu, jahat dan baik tidak lain melainkan dari Tuhan.

Kedua, seseorang beriman bahwa Tuhan telah jadikan dia dan telah jadikan surga dan neraka, dan telaah jadikan ke dalam dirinya satu kekuatan buat memilih kebaikan atau kejahatan, dan ia beriman pula bahwa ketika membikin kekuatan pemilih itu dan sesudahnya, Tuhan tidak tahu apa yang akan dipilih olehnya. Ini berarti, bahwa kejahatan yang ia berbuat tidak boleh ia salahkan siapa-siapa melainkan dirinya sendiri, karena Tuhan sudah beri kepadanya satu perabot pemilih untuk ia gunakan menurut sekehendaknya dengan tidak masuk campur padanya pengaruh dari Tuhan, bahkan Tuhan tidak tahu.

Saya adalah dari golongan yang beriman secara pertama. Selalu orang bertanya kapada saya: Apa arti Tuhan sediakan perintah dan larangan, surga dan neraka apabila semua perbuatan tuan terbitnya tidak lain melainkan dari Tuhan?

Pertanyaan itu saya jawab, akal saya dengan tetap memaksa saya percaya:

I.            Bahwa diri saya dijadikan oleh Tuhan.

II.            Bahwa di dalam diri saya Tuhan ada jadikan satu kekuatan buat memilih jahat dan baik.

III.            Bahwa sebelum dan sesudah menjadikannya Tuhan tahu bahwa kekuatan itu akan  memilih beberapa banyak kejahatan atau beberapa banyak kebaikan.

IV.            Bahwa kalau Tuhan mau, niscaya bisa Ia jadikan kekuatan itu memilih kebaikan Sahaja.

V.            Bahwa Agama dan Rasul yang dikirim oleh Tuhan itu tidak kuat akal saya mendustakannya, dan saya percaya tidak siapa pun sanggup membuktikan kedustaanya.

VI.            Bahwa di Agama itu Tuhan ada wajibkan beberapa perkara, dan haramkan beberapa perkara, dan ada sediakan ganjaran untuk kebaikan dan kejahatan.

Dari itu maka akal saya mewajibkan beriman bahwa saya dan sekalian amal baik dan amal jahat saya adalah dari kehendak Allah, tidak dari lainnya, karena tidak ada apapun yang bisa bergerak jika tidak dengan kehendak-Nya; dan Bersama itu saya beriman pula bahwa Tuhan ada sediakan surga dan neraka untuk jadi tempat pembalasan orang-orang yang beramal baik dan jahat. Walaupun saya merasa bodoh, tidak mengerti mengapa Tuhan yang berbuat semua perbuatan saya telah sediakan pembalasannya bagi perbuatan-Nya sendiri.

Saya tidak malu jadi bodoh, mengaku bodoh atau merasa bodoh di dalam urusan tersebut, karena perkara yang saya tidak tahu di dalam dunia ada terlalu banyak.:

a.       Saya tidak tahu apa dia sebenarnya akal?

b.       Saya belum tahu apa yang dikatakan ruh kecuali satu kekuatan, apabila ia pisah dari saya, dikatakan saya mati?

c.        Sering saya hendak kerjakan satu kebaikan, tetapi dihalangi oleh satu kehendak lain dari diri saya sendiri, hingga saya tidak mengerti siapa dia “saya” itu? Saya heran, di waktu saya merasa menang maka di saat itu pula saya merasa kalah karena saya menang pada menolak kejahatan yang hendak saya kerjakan, tetapi saya kalah pada menghasilkan kejahatan yang saya hendak kerjakan!

d.       Saya tidak mengerti bagaimana orang yang dihiptonis bisa tahu apa yang terkandung di hati orang lain? Saya tidak mengerti bagaimana bisa ia jalankan oto (mobil) dengan tertutup rapat matanya? Saya tidak mengerti bagaimana ia bisa mengangkat benda berat yang tidak mampu diangkat oleh empat orang?

e.       Saya tidak mengerti mengapa Tuhan adakan penyakit dan adakan obatnya pula; dan adakan racun dengan penawarnya?

f.        Orang berkata, bahwa Tuhan jadikan ular buat memaakan tikus. Tetapi saya bertanya kepada saya: Mengapa Ia jadikan juga ular yang memakan kambing dan anak sapi? Mengapa Ia tidak jadikan tikus yang dengannya tidak perlu Ia jadikan ular pemakannya?

g.       Saya belum faham mengapa labu dan semangka yang licin Tuhan jadikan di bawah, sedang durian dan kelapa yang bisa membahayai Ia buahkan di atas?

h.       Saya tidak mengerti mengapa semangka dan kundru jauh lebih berat daripada pohonnya, sedang beringin begitu jauh beda dengan buahnya?

i.         Saya tidak dapatkan pikirkan apa gunanya Tuhan jadikan alam dengan segala isinya yang terlihat pertentangan di dalam urusannya, atas dan bawah, kanan dan kiri, bumi dan langit, siang dan malam, penyakit dan Penawar, kejahatan dan kebaikan, Jantan dan betina, laki-laki dan Perempuan, kuat dan lemah, hina dan mulia, manis dan pahit, dan lain-lainnya.



Klik untuk mengunduh "Adakah Tuhan?"




Lanjutkan membaca Tuhan pun Mesti Dijadikan.

Saran Bacaan untuk Anda

Adab Murid dan Guru

Oleh: سعيد حوى   Murid memiliki adab dan tugas (wazhifah) lahiriyah yang banyak, di antara abab dan tugas seorang murid adalah tidak b...

Postingan Terpopuler