Minggu, 07 Juli 2024

Tuhan Pun Mesti Dijadikan

 Oleh: A. Hasan


Sebelum melanjutkan membaca, ada baiknya anda flashback dahulu kepada tulisan sebelumnya: Manusia Dari Tanah

 

A.      Kami berkata, di azali yang tidak ada permulaan sudah ada sel-sel. Dan daripada sel-sel lah jadi sekalian benda yang di sekeliling, di atas dan di bawah kita atas jalan evolusi. Yaitu bergerak dan beredar tetap dengan berangsuran daripada satu keadaan ke keadaan yang lebih baik.

B.      Apakah sel-sel itu berkuasa, berjiwa, berakal, berkemauan? Apakah sel-sel itu bisa bermusyawarah antara satu dengan lainnya buat jadi sesuatu benda?

A.      Tidak.

B.      Jika demikian, tentu ada yang jadikan sel-sel itu. Maka apakah yang menjadikannya?

A.      Apabila Tuan bertanya begitu, saya pun hendak bertanya: Siapakah yang jadikan Tuhan?

B.      Memang Tuan berhak memajukan pertanyaan tersebut. Tetapi supaya kita sama-sama puas, maka lebih dahulu saya hendak membikin ta’rif atau definisi buat Tuhan. Tuhan itu ialah suatu Dzat Yang Tunggal, Yang Tidak Berpermulaan, Yang Hidup, Yang Maha Kuasa Berbuat Apa Saja Yang Ia Kehendaki, Yang Tak Dapat Kita Capai Dzatnya Dengan Pancaindera Kita, Yang Tidak Sama Dengan Makhluk Tentang Dzat-Nya dan Tidak Tentang Sifatnya yang Maha Mengetahui dengan cara yang tidak bersamaan dengan yang lainnya, Yang Maha Melihat dengan keadaan yang berlainan dari lainnya, Yang tidak Berkesudahan, yang akal kita mewajibkan ada-Nya dan memustahilkan tidak ada-Nya.

A.      Tuhan seperti yang tuan terangkan itu siapa yang menjadikannya?

B.      Tuhan yang begitu dzat dan sifatnya tidak boleh ditanya lagi siapa yang jadikan Dia. Karena kalau ada yang menjadikan Dia niscaya bukan Ia yang tidak berpermulaan, bahkan Ia berpermulaan. Sedang yang ada permulaan itu bukan Tuhan. Dan kalau ada yang menjadikan Dia, niscaya bukanlah Ia yang Maha Kuasa. Dan kalau ada yang menjadikan Dia, niscaya samalah Ia dengan lain-lain makhluk yang dijadikan daripada tidak ada kepada ada. Sedang telah nyata bagi kita semua bahwa makhluk itu bukan Tuhan, dan Tuhan itu bukan makhluk. Maupun Tuan terima adanya Tuhan atau tidak, dapatkah Tuan ingkari bahwa Dzat yang hidup, yang tunggal, yang azali, yang Maha Kuasa, yang Maha Sakti, Maha Mengetahui itu sekurangnya mesti bersifat seperti yang saya sifatkan!

A.      Tuan beranggapan bahwa Tuhan itu tidak berbentuk dan tidak dapat dicapai dengan panca indera. Dari itu bagaimanakah dapat Tuan sifatkan seperti tersebut?

B.      Saya sifatkan Tuhan sebagaimana yang telah lewat sesudah memperhatikan bekas-bekas kekuasaan-Nya yang di hadapan mata kita. Baiklah, Tuan sifatkan kejadian alam dari sel-sel yang berevolusi. Apakah Tuan sudah pernah saksikan satu kejadian dari mula-mula ia berevolusi hingga selesaai jadi benda itu?

A.      Tidak. Hanya dengan pikiran dan perhitungan saja. sel-sel yang jadi asal bagi sekalian benda di alam ini pun tidak berpermulaan sebagaimana Tuhan yang Tuan sifatkan. Maka apakah perbedaan antara Tuhan dengan sel-sel?

B.      Bedanya ialah bahwa Tuhan  itu berkuasa mengadakan apa sahaja yang Ia kehendaki daripada tidak ada kepada ada. Maupun dengan jalan evolusi ataupun tidak. Dan juga meniadakan akan sesuatu yang sudah ada.

Adapun sel-sel, menurut pengakuan Tuan-Tuan sendiri, tidak berkuasa. Hanya berevolusi beberapa masa yang panjang buatjadi anu dan anu. Yang tidak berkuasa tentu tidak bisa membikin apa-apa. Sedang berevolusi itu tidak berarti “membikin” apa-apa, hanya buat “jadi” apa-apa.

Maka nyatalah bahwa sel-sel, maupun sendiri-sendirinya atau sekelompok-kelompoknya, tidak berkuasa. Dari itu gerakan evolusinya perlu kepada penggerak dari luarnya, terutama buat jadi satu bentuk yang tertentu, lebih-lebih buat jadi satu benda berjiwa, jiwa mana diakui oleh Tuan dan penganut-penganut sel, bahwa pada asalnya tidak ada, karena yang ada pada azal tidak lain kecuali sel-sel.

Buat jadi telur cicak yang pertama sekali umpamanya, katakanlah perlu seribu juta sel-sel. Apakah seribu juta sel itu bermusyawarah untuk berevolusi dan jadi sebutir telur cicak? Tidak! Karena sel-sel tidak tidak mempunyai akal dan tidak pikiran. Jika demikian, gerak evolusinya bukankah dari luar? Siapakah dia penggerak atau penyebab gerakan evolusi itu kalau bukan Tuhan?

Seperkara yang aneh ialah, bahwa sel-sel yang tidak berjiwa, tidak berakal, tidak berkemauan, bisa berevolusi sendiri untuk jadi satu telur cicak jantan, umpamanya, yang jadi ashal bagi cicak-cicak berjiwa dan berkemauan yang akan datang sepanjang masa dengan tidak putus-putusnya; dan yang lebih mengherankan ialah ada segolongan sel-sel yang lain pula berevolusi dengan sendirinya dengan tidak berembug dan tidak bermusyawarat buat jadi telur cicak betina sebagai jodoh bagi telur cicak jantan, juga sebagai ibu bagi semua cicak yang akan ada di alam ini dengan tidak berkesudahan! 

Saran Bacaan untuk Anda

Adab Murid dan Guru

Oleh: سعيد حوى   Murid memiliki adab dan tugas (wazhifah) lahiriyah yang banyak, di antara abab dan tugas seorang murid adalah tidak b...

Postingan Terpopuler