Oleh: A. Hasan
Sebelum lanjut membaca artikel ini ada baiknya anda baca dahulu artikel (bab) sebelumnya, yaitu: Jawaban atas Tulisan-tulisan Tuan Ahsan.
PEMBALASAN BERDASAR AGAMA
Oleh sebab pembalasan itu satu daripada isi-isi agama Islam, maka buat mengetahui kebenarannya, perlu kita ketahui kebenaran Islam; dan buat mengetahui kebenaran agama Islam, perlu kita mengetahui kebenaran Nabi Muhammad yang membawa Agama itu.
Tentang kebenaran Nabi Muhammad sebagai utusan
Tuhan, saya telah tulis sebuah kitab dengan nama “An-Nubuwah” dan sebuah
risalah dengan nama “Benarkah Muhammad itu Rasul Allah?”.
Buat kami sudah cukup alasan untuk mempercayai
kebenaran Nabi Muhammad, dan dengan itu benarlah Agama yang ia katakan dari
Allah; maka dengan sendirinya benarlah isinya yang mengatakan ada pembalasan
baik dan jahat di hari kemudian.
PEMBALASAN BERDASAR PIKIRAN
Manusia di dunia – biar pun yang dzalim,
biarpun yang tidak percaya kepada hari pembalasan – selamanya menuntut keadilan
dan berusaha pada menyelenggarakannya, dan tidak merasa puas apabila satu
kedzaliman belum dibalas sebagaimana mestinya.
Orang tidak berani melakukan satu penganiayaan
di hadapan orang lain, lantaran takut dipegang dan dihukum oleh undang-undang
negeri.
Di tempat yang mata manusia tidak akan sampai
kepadanya, apakah yang dapat menghalangi seseorang yang tidak percaya kepada
hari pembalasan daripada mencuri, merampok, membunuh atau melakukan lain-lain
kejahatan?
Apakah perasaan kemanusiaan dan kasihan bisa
menghalangi? Perasaan kemanusiaan dan kasihan yang tidak dipengaruhi oleh Agama
sangat lemah dan sangat tipis buat jadi penghalang. Kalau begitu, apakah yang
dapat menghalanginya? Yang paling bisa menghalanginya ialah kepercayaannya
kepada pembalasan di Hari Perhitungan.
Orang bisa membantah, bahwa tidak sedikit dari
mereka yang beragama dan percaya Hari Pembalasan, melakukan kedzaliman.
Kita jawab: Memang ada dan kita perlu ingat bahwa
apabila di antara orang-orang yang sudah percaya kepada pembalasan kemudian
masih ada yang mengerjakan kedzaliman, maka adanya dari antara mereka yang
tidak percaya kepada pembalasan itu tentunya lebih banyak.
Catatan penjara-penjara seluruh dunia
menunjukkan bahwa kriminil dari golongan beragama jauh lebih kurang daripada
golongan yang tidak beragama.
MARI KITA PIKIRKAN
a. Apabila “A”
menipu si “B” atau merampas kepunyaannya, sedang si “B” tidak mempunyai
keterangan untuk mendakwa atau menuntut, apakah penipuan atau perampasan itu
habis dengan begitu saja?
b. Apabila si “C”
menganiaya akan si “D” dengan membutakan matanya atau mematahkan tulang
anggautanya, padahal si “D” tak dapat membuktikan kesalahan si “C”. Apakah pantas
si “C” terbebas dengan tidak dapat ganjaran yang sepadan dengan dosanya?
c.
Jika si “E” bunuh si “F” di suatu tempat yang
tidak ada siapa pun melihatnya dan ikhtiar polisi pun telah habis dengan sia-sia
pada menangkap si pembunuh, apakah adil kalau tidak si “E” diberi balasan yang
setimpal dengan kekejamannya?
Buat orang yang tidak beragama dan tidak
percaya kepada pembalasan hari kemudian, semua penganiaya itu bebas bersih
dengan mutlak.
Tetapi agama berkata: Si pengaaniaya akan merasakan ganjaran dan balasan bagi amalnya di Hari Perhitungan yang tak dapat tiada akan datang untuk mengganjari masing-masing manusia menurut amal mereka dan mengadili semua urusan yang belum dapat pengadilan yang sebenarnya.
Lanjutkan membaca Manusia Dari Tanah.