Sebelum lanjut membaca artikel ini ada baiknya anda baca dahulu artikel (bab) sebelumnya, yaitu: Kejadian-kejadian yang Pertama.
Sebahagian daripada mereka berkata
bahwa di dalam kosongan maha besar yang
dinamakan alam ini, pada azalnya tidak ada apa-apa kecuali sel-sel.
Maka sel-sel itu berevolusi, yakni bergera dari satu keadaan kepada keadaan lain yang lebih baik. Satu masa yang sangat panjang ratusan ribu, jutaan tahun, lalu jadi tebal. Kemudian jadi matahari dan lain-lain bintang bercahaya yang daripadanya semua jadi bumi-bumi, bulan-bulan, benda-benda beku, benda-benda tumbuh, benda-benda berjiwa dan lain-lainnya, daripada yang besar-besar hingga yang kecil-kecil.
Sebahagian pula
dari mereka ada yang menerangkan kejadian alam ini dengan cara yang sedikit
berlainan. Tetapi mereka semua setuju tentang mengatakan terjadi sendiri dari
sel-sel atas jalan evolusi.
Sebabnya mereka
berkata demikian karena benda-benda di alam ini jika dipisah-pisah terdapat
semuanya terdiri atau berasal dari sel-sel atau dari atoom-atoom yang
terkandung di dalam sel-sel.
Kita diberitahu
oleh ahli-ahli pemeriksa sel-sel bahwa sel itu satu benda yang sangat halus,
yang tidak bisa dilihat melainkan dengan teropong hama yang paling tajam. Dan bahwa
kecilnya sel itu jika dijejerkan rapat di batas satu senti persegi, niscaya
terdapat beberapa juta sel. Dan bahwa yang jadi bahagian di adal sel-sel itu
adalah atoom-atoom dengan bermacam-macam nama. Sedang atoom itu jika dijejerkan
di batas sati senti persegi, niscaya terdapat dua puluh lima juta butir.
Mereaka ada
terangkan bahwa sel-sel itu ada yang dindingnya tebal dan ada yang tipis – dan bahwa
di antara atoom-atoom yang di dalam sel-sel itu ada yang mengandung kekuatan
electricity yang tidak bersamaan; dan bahwa protoplasma (bahan putih telur) pula
ada yang terdinding di dalam sel-sel dan ada yang tidak terdinding di dalamnya,
yakni ada protoplasma yang lepasan.
Ini semua
menunjukkan bahwa masing-masing golongan dari sel-sel, atoom-atoom,
protoplasma-protoplasma dan lain-lainnya ada mempunyai pekerjaan dan kewajiban
sendiri-sendiri.
Maka untuk
wujudnya seekor ayam tentunya ada sel-sel, atoom-atoom dan lain-lain yang tertentu
buat jadi daging, jadi tulang, jadi kulit, jadi kuku, jadi jantung, jadi bulu
dan lainnya.
Dari semua itu, timbul beberapa
pertanyaan-pertanyaan di hati kita:
a. Dapatkah pikiran
kita tunduk bahwa di azal yang tidak berpermulaan, sudah ada sel-sel dan
atoom-atoom untuk kejadian anu dan anu dengan kehendak sendiri-sendiri dengan
tidak ada yang menentukannya. Padahal ahli-ahli sel dan atoom akui bahwa
sel-sel dan atoom tidak mempunyai jiwa, tidak mempunyai aqal atau kemauan?
b. Bagaimana seseorang
bisa terima bahwa dari golongan sel dan atoom yang tidak terpermanai banyaknya
itu ada yang memisahkan diri untuk jadi jantung atau paru-paru, umpamanya,
dengan tidak disebabkan oleh suatu penyebab?
c.
Betapa aqal seseorang bisa puas dengan teori
bahwa sel-sel dan atoom-atoom untuk jadi daging, tulang, kulit, kuku dan rambut
umpamanya, yang masa evolusinya tentu tidak sama itu, bisa dengan serempak
berwujud manusia jika tidak ada satu Pengatur yang Maha Kuasa, yang Maha Pandai
mengatur, membatas dan menentukan?
d. Jika tidak ada
satu Pencipta yang Maha Bijaksana maka siapakah yang telah adakan lebih dahulu
makanan dan minumam, udara dan keadaan yang perlu dan selayaknya dengan manusia
sebelum berwujud manusia?
e. Orang yang
memperhatikan isi pisang yang begitu rapi tertutup, orang yang merenungkan
kejadian jeruk dengan ruasnya, orang yang pikirkan kelapa dengan sabutnya dan
tempurungnya, umpamanya, dapatkah menangkap bahwa benda-benda itu dan ribuan
lain yang lain daripadanya, dari benda-benda yang berhajat kepada direndam,
dijemur, direbus, dibakar, terwujud untuk manusia atas jalan kebetulan dengan
edaran evolusi dari sel-sel dan atoom yang tidak berjiwa, tidak beraqal, tidak
berkemauan?
Sekiranya diandaikan bahwa sel-sel tidak
bermacam-macam, tetapi hanya satu macam saja, maka hal ini lebih mengherankan. Karena
bagaimanakah sel yang satu macam itu, dengan evolusi, bisa jadi beberapa macam?
Mengapakah sel-sel yang satu macam itu,
dengan sebab evolusi, tidak jadi daging saja umpamanya? Siapakah yang
memalingkan dia daripada demikian kepada jadi tulang, jadi urat, jadi usus dan
lainnya?
Lanjutkan membaca Keterangan Adanya Tuhan yang Menjadikan !