Selasa, 18 Juni 2024

Pertanyaan-pertanyaan yang Mustahil

Oleh: A. Hasan

Sebelum lanjut membaca artikel ini ada baiknya anda baca dahulu artikel (bab) sebelumnya, yaitu: Keadilan Tuhan.


Di fashal-fashal yang telah lalu kita sudah membicarakan tentang mesti adanya Tuhan. Yakni akal kita mewajibkan kita percaya bahwa Tuhan sarwa alam dan isinya itu ada, dan akal memustahilkan tidak adanya Tuhan.

Ringkasnya:

1.       Tuhan wajib ada.

2.       Tuhan mustahil tidak ada.

Dari pertanyaan-pertanyaan yang mustahil atau yang membawa kepada kemustahilan, tidak boleh kita hadapkan kepada Tuhan lantaran jawabannya akan membawa kepada kemustahilan.

Contohnya:

1.       Tiap-tiap satu benda mesti memenuhi kosongan - Mustahil ada benda yang tidak memenuhi kosongan. Disini janganlah kita bertanya: Bisakah Tuhan membikin benda yang tidak memenuhi kosongan? Karena kalau dijawab Bisa, niscaya tidak diterima oleh akal kita; dan jika dijawab Tidak Bisa, niscaya memberi arti bahwa Tuhan itu lemah, sedang lemah itu mustahil ada pada Tuhan.

2.       Hitungan tidak berkesudahan – Mustahil ia berkesudahan. Janganlah kita bertanya: Bisakah Tuhan membikin hitungan itu berkesudahan? Karena jika dijawab Bisa, tentu tidak diterima oleh akal kita; dan jika dijawab Tidak Bisa, niscaya memberi arti Tuhan bersifat lemah, yang dimustahilkan oleh akal kita.

3.       Demikian juga pertanyaan-pertanyaan:

a.       Bisakah Tuhan memasukkan benda yang besarnya 12 cm2 (sentimeter persegi) di lobang yang besarnya 10 cm2 (sentimeter persegi)?

b.       Bisakah Tuhan bikin kosong alam ini berkesudahan atau berbatas?

c.        Bisakah Tuhan bikin satu benda bergerak dan diam, tidak bergerak dan tidak diam di satu saat?

4.       Pernah juga orang bertanya: Bisakah Tuhan binasakan diri-Nya? Jika dijawab Bisa, sampailah kita pada satu kemustahilan, yaitu ketiadaan Tuhan. Dan jika dijawab Tidak Bisa, niscaya berarti Tuhan lemah.

5.       Seperti itu lagi orang mengajukan pertanyaan: Bisakah Tuhan membikin satu benda yang Ia sendiri tidak kuat mengangkatnya? Jawaban Bisa dan Tidak Bisa, kedua-duanya membawa kepada kemustahilan, yaitu kelemahan Tuhan.

6.       Ada pula manusia bertanya, Bisakah Tuhan membikin sekutunya? Pertanyaan tersebut jika dijawab Bisa, niscaya kita sampai kepada satu kemustahilan.

Selain itu, wujudnya dua Tuhan, apakah lantaran perlu satu kepada yang lain? Jika demikian, maka kedua-duanya bukan Tuhan. Karena yang berkeperluan kepada yang lain itu lemah, dan yang lemah itu bukan Tuhan. Jika tidak ada perlunya, maka satu dari dua itu sia-sia. Atau kita andaikan dapatkah yang satu membinasakan yang lainnya? Jika bisa, maka yang lain itu bukan Tuhan, karena bisa menerima kebinasaan; dan jika tidak bisa, maka yang pertama itu bukan Tuhan, karena tidak bisa lulus kehendaknya. Dari itu tak dapat tiada Tuhan hanya satu saja.

Pertanyaan tadi jika dijawab: Tidak bisa Tuhan bikin sekutu-Nya maka kita bertemu dengan satu kemustahilan yaitu kelemahan Tuhan.

Jelasnya, tidak boleh kita adakan pertanyaan terhadap Tuhan atau terhadap lainnya yang jawabnya akan jatuh pada mustahil atau membawa kepada kemustahilan.

Saran Bacaan untuk Anda

Adab Murid dan Guru

Oleh: سعيد حوى   Murid memiliki adab dan tugas (wazhifah) lahiriyah yang banyak, di antara abab dan tugas seorang murid adalah tidak b...

Postingan Terpopuler