Senin, 19 Oktober 2020

Belajar Corona dari Ibn Rushdi dan Ibn Al-Khatib

 

Ibn Rushd (Averroes), Sumber Gambar: english.alaraby.co.uk

Belajar Corona dari Ibn Rushdi dan Ibn Al-Khatib

أَبُوْ يَافِثْ سَلاَم

 

 

Nu Maca, Islam adalah agama yang mengajarkan dan mewajibkan bagi pemeluknya untuk terus menerus mencari ilmu. Lima ayat yang pertama sekali diajarkan Allah SWT kepada Nabi adalah perintah untuk membaca, Iqra, Bacalah! Juga terdapat hadits-hadits keutamaan ilmu dan keutamaan mencarinya. Seperti berikut ini:

 

طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

 

 

“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim.”(Ibn Majah)

 

 

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

 

 

“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 7028)

 

Maka wajar, jika kemudian Islam mampu mengungguli dunia. Terdapat banyak ilmuan Muslim yang sampai saat ini dikenal di dunia barat. Di antara ilmuan-ilmuan itu adalah Ibnu Rushdi yang dikenal di dunia barat dengan nama Averroes, serta Ibn Al-Khatib.

 

Disebutkan dari buku KULTUR ISLAM karya Dr. Oemar Amin Hoesin bahwa Ibn Rushd adalah sahabat karib Ibn Zuhr, guru Ibn Rushd yang wafat di Marocco dalam tahun 1198 M. Buah pikiran dan kepintaran Ibn Zuhr mengalir seluruhnya pada Ibn Rushd. Ibn Rushd dikatakan orang, orang besar ilmu filsafat. Ia telah membangun dunia Eropa dengan pikiran-pikiran Islam dan mengantarkan dunia Barat ke pintu gerbang Renaissance. Dalam bidang kedokteran terdapat 16 jilid karangannya. Buku itu bernama Kulliyat fit-Thibb (Aturan Umum Kedokteran). Buku ini disalin ke dalam bahasa Latin oleh Bonacosa dalam tahun 1225 M. Bonacosa adalah seorang Yahudi dari Padua dan salinan bahasa Latin itu dinamainya dengan Colliget. Sedang salinan bahasa Inggris dikenal dengan nama General Rules of Medicine. Salinan karangan Ibn Rushd berulang-ulang dicetak di Eropa.

 

Dalam abad 14 M, di Spanyol terbit wabah penyakit, beribu-ribu orang tewas dengan tidak henti-hentinya. Masa ini disebut orang dengan Mati Hitam (Black Death). Keadaan menjadi kacau karena para pemuka agama, baik dari kalangan Kristen maupun Islam menyebut kejadian ini sebagai hukuman dari Tuhan.

 

Dengan demikian dokter-dokter Islam berjuang membasmi penyakit itu dan menolak segala bentuk takhyul. Mereka memberi petunjuk cara pemberantasan penyakit berdasarkan ilmu kesehatan.

 

Black Death berjangkit sampai ke seluruh Eropa karena kekotoran daki badan dan kurangnya mandi orang-orang Eropa. Dari sinilah orang Eropa mengenal sabun dan sampai sekarang Eropa memakai kata Soap sebagai serapan dari kata  صَابُوْن  (shoobun) yang dikirimkan rumahsakit-rumahsakit Islam ke pelbagai negeri Eropa ketika penyakit hitam ini menular.

 

Pada masa ini muncul seorang dokter ternama bernama Ibn Al-Khatib di Granada. Dokter ini hidup antara tahun 1313-1374 M. Ia mengarang buku tentang penyakit menular dan bahaya Epidemi. Ia memberi keterangan tentang penyakit menular ini sebagaimana dikutip dalam buku Dr. Oemar Amin Hoesin:

 

“Adapun penyakit menular, dapat juga diketahui penyelidikan, pengalaman dan belajar. Keadaan itu dapat juga diketahui dengan jalan perasaan. Begitu juga dapat dipergunakan hasil laporan-laporan. Umpamanya penyakit berpindah dengan melalui pakaian, perkakas pecah belah, lubang telinga dan lain-lain. Selain dari itu penularan dapat juga disebabkan seorang yang datang dari seberang laut dimana terdapat epidemi.”

 

Ibn Al-Khatib mendapat pengalaman sebab-sebab epidemi Black Death Eropa. Ia berpendapat karena orang Eropa ketika itu kurang mandi, tidak seperti orang Islam yang selalu menjaga kesuciannya, salah satunya dengan jalan mandi. Maka sejak itu disebarkan penerangan supaya orang menjaga kesehatannya, how to be health, agar terhindar dari penyakit menular.

 

Jika kita lihat bagaimana penerangan-penerangan dokter-dokter Islam yang diberikan dalam abad ke 14 M ketika Eropa dalam keadaan gelap gulita dan kolot sebagaimana keterangan dari Ibn Al-Khatib tadi nampak sekali orang Islam ketika itu betapa gagah perkasa tak berbanding, demikian percaya diri.

 

Pada tahun 1348 sampai 1349 M, di Almeira (Spanyol), terbit juga wabah penyakit dua tahun lamanya. Dalam pada itu nampak kesigapan dokter-dokter Islam berjuang membasmi penyakit.

 

Demikianlah Islam menjunjung tinggi Ilmu Pengetahuan. Di dalam Islam, sebagaimana dikatakan Syaikh Sa’id Hawwa dalam kitabnya Tazkiyaatun Nafs bahwasannya “secara umum, ilmu yang paling mulia dan puncaknya ialah pengenalan Allah (Ma’rifatullah) ‘azza wa jalla. Ia adalah lautan yang tidak diketahui kedalamannya,...” Namun juga Syaikh Sa’id Hawwa dalam kitab dan bab yang sama berkata:

 

“Janganlah sekali-kali Anda memahami dari sanjungan kami yang berlebih-lebihan kepada ilmu akhirat ini sebagai pelecehan terhadap ilmu-ilmu yang lainnya. Karena orang-orang yang bertugas menekuni ilmu-ilmu tersebut sama seperti orang-orang yang bertugas menjaga front perbatasan (Darul Islam) dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Di antara mereka ada yang bertugas sebagai petempur, ada yang menjaga pertahanan, ada yang bertugas menjaga pertahanan, ada yang bertugas mengurusi perbekalan air, ada yang menjaga binatang-binatang tunggangan dan lain sebagainya. Setiap dari mereka mendapatkan pahala, jika tujuannya untuk meninggikan kalimat Allah bukan untuk mendapatkan harta rampasan. Demikian pula para ‘ulama. Allah berfirman:

 

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

 

“niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Al-Mujaadilah, 58:11). Allah berfirman:

 

 هُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ

 

“(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali Imran, 3: 163)””

 

 

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ 

أَبُوْ يَافِثْ سَلاَم، ربيع الاوّل ١٤٤٢ ه

Saran Bacaan untuk Anda

Adab Murid dan Guru

Oleh: سعيد حوى   Murid memiliki adab dan tugas (wazhifah) lahiriyah yang banyak, di antara abab dan tugas seorang murid adalah tidak b...

Postingan Terpopuler