Kata Pengantar Penterjemah
Alhamdulillahi
rabbil aalamiin,
Segala
puji kembali kepada Allah, Penerang hati, Penunjuk kepada Jalan yang Lurus.
Siapa saja yang diberi petunjuk oleh-Nya maka kebaikanlah baginya dan siapa
saja yang dibiarkan-Nya tersesat maka kerugian yang sangatlah bagiannya. Saya
bersaksi bahwasannya tiada Tuhan yang patut diibadahi kecuali Allah dan saya
bersaksi bahwasannya Muhammad (ﷺ) adalah hamba dan utusan-Nya.
Pertama
kali saya menemukan buku karya Jamaal Zarabozo ini adalah dari sebuah blog yang
berasal dari India dalam format PDF. Awalnya saya tak memiliki niat untuk menterjemahkannya,
hanya membaca. Namun demikian, literatur tentang Muhammad ibn Abdul Wahhab,
meskipun gerakannya telah banyak dikenal dan disandarkan kepadanya, sangatlah
sulit didapat dalam bahasa Indonesia. Dan benarlah, saya mencoba mencari
literatur lain mengenai Muhammad ibn Abdul Wahhab ini di beberapa toko buku di
Bandung sehingga hasilnya kurang memuaskan. Bahkan ketika menggali informasi
dari orang-orang yang dianggap dan dituduh sebagai “Wahhabi”.
Di Sosial
Media, pembahasan-pembahasan berkenaan dengan Muhammad ibn Abdul Wahhab ini
seringkali tidak positif dan lebih banyak distorsinya. Dia lebih banyak
dihubungkan kepada puritanisme, ekstrimisme dan fundamentalisme Islam terlebih
yang sekarang sedang menjadi berita panas dunia, ISIS, bahkan menghubungkannya
sebagai skenario Yahudi untuk menghancurkan Islam dari dalam. Seandainya itu
benar, sebagai seorang Muslim, tentu sangat baik bagi kita untuk menilai
seseorang secara adil dan fair. Saya sepakat dengan penulis buku ini yang
berkata “Dalam setiap hal, imparsialitas (ketidakberpihakan), objektifitas,
integritas seorang ilmuwan dan keadilan sungguh diharapkan datang dari setiap
muslim. Hal tersebut harus tetap dijalankan bahkan ketika dihadapkan dengan
musuh ataupun para penentang.”
Bagi
saya, buku ini menyajikan informasi yang cukup baik dan banyak berkenaan dengan
asal-usul, ajaran-ajaran dan pengaruh Muhammad ibn Abdul Wahhab, juga
serangan-serangan dan pertentangan-pertentangan yang ditujukan kepadanya.
Sehingga, mudah-mudahan dapat membuka pikiran dan hati kita untuk dapat menilai
saudara Muslim kita sebagaimana mestinya.
Akhirnya,
saya ucapkan terimakasih kepada istri saya tercinta yang telah merelakan
malam-malam kami saya pergunakan untuk betatap muka dengan layar monitor
alih-alih bersamanya, putera cikal saya Jafits yang seringkali saya rampas meja
belajarnya untuk saya pergunakan mengetik, si bungsu Geulis yang cerewet namun
seringkali permintaannya untuk saya “ninabobokan” tidak dapat saya kabulkan.
Kepada
teman-teman adz-Dzikro saya ucapkan terimakasih untuk mesin cetaknya serta
diskusi-diskusi kami yang menarik dan membuka cakrawala. Ustadz Hanhan Subhana,
Ahmad Taufik Nurdin, Rahmat Hidayat, Ikhsan Khaerudin, Ajengan Hasan dan
teman-teman yang lain, teruskan perjuangan kalian, saya dan ummat Muslim sangat
membutuhkan perjuangan kalian dan darma bakti kalian terhadap ilmu. Bapak dan
Umi, ini adalah sebagian darma bakti ananda untuk Islam, semoga Allah
menetapkan ananda menjadi anak yang shaleh sebagaimana kalian rencanakan.
Akhirnya,
karya terjemahan ini bisa jadi masih menyisakan kesalahan dan kekeliruan.
Kesalahan dan kekeliruan itu adalah kembali kepada saya sebagai penterjemahnya.
Sementara kesempurnaan murni hanya milik Allah yang Maha Sempurna dan semoga
Allah tetap membuka hati saya untuk dapat memperbaiki kesalahan dan kekeliruan
itu.
Bandung,
Jumadil Awwal 1436 H / Maret 2015 M
Gungun
Mulyawan Nawari