Dalam iklim
retorika politik sekarang yang menantang Islam dan kaum Muslimin, membuat kita
sulit mengingat kembali kalau AS sebenarnya adalah negara yang selalu
menghargai dan mengakui sumbangsih orang, tempat dan gagasan-gagasan yang
berada di luar batas-batasnya. Selama ini kita seringkali berpikir bahwa pusaka
itu datang dari Yunani atau Roma, maka inilah tamasya singkat ke lima tempat
yang mengejutkan dimana sejarah Islam, ayat-ayat, atau simbol-simbol-nya telah
mewakili dan diakui oleh lembaga-lembaga yang ada di AS.
Berjalan ke
arah timur menuju Ruang Baca Koleksi-koleksi Khusus dan Buku-buku Langka Perpustakaan
Kongres, kita dapat menemukan sebuah salinan Al-Qur’an yang terdiri dari dua
jilid, terjemahan George Sale dan dibubuhi tandatangan Thomas Jefferson.
Jefferson membeli Qur’an itu pada tahun 1765 ketika dia belajar untuk menjadi
seorang pengacara. Salinan Qur’an itu menarik perhatian publik pada tahun 2007
ketika digunakan pada upacara pengambilan sumpah oleh anggota Majelis Rendah (representative)
Keith Ellison, seorang Muslim yang terpilih
menjadi anggota kongres AS.
Ellison berkata,
menggunakan Qur'an milik Jeffersen menciptakan satu point penting: “Hal ini
memperlihatkan bahwa dari permulaan negeri kita ini, kita sudah memiliki orang
yang visioner, yang toleran secara keagamaan, yang percaya bahwa ilmu
pengetahuan dan kearifan dapat dikumpulkan dari sumber mana saja, termasuk Qur'an.
Seorang manusia visioner seperti Thomas Jefferson tidak takut pada sistem
kepercayaan yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa toleransi keagamaan adalah lapisan
tanah keras negara kita, dan perbedaan-perbedaan agama tidak membuat kita takut.”
Itulah,
barangkali, tamasya kita kali ini memberikan pelajaran kepada kita. Lebih dari
apapun tentang Islam, simbol-simbol ini adalah tentang Amerika. Simbol-simbol
itu (memberi kita pelajaran) tentang keterbukaan mengetahui hutang Amerika
terhadap warisan manusia bersama, sebuah konsep yang nampaknya sudah terlupakan
dalam suasana hari ini.
Ini
barangkali menjadi sebuah pelajaran yang dapat diambil baik oleh Amerika
juga oleh negeri-negeri mayoritas Muslim: hal demikian itu hanya bisa dilakukan
dengan memanggil kembali hal-hal terbaik dari prinsip-prinsip dan
tradisi-tradisi kita dan membuang apa-apa yang buruknya.
Lihat juga:
Sumber:
