الْكَلِمُ الطَّيِّبُ
Berdu’a kepada Allah, bukanlah sekedar permintaan lisan saja, melainkan
mesti kita beri sayap dengan amal ibadah yang benar agar du’a kita itu
diterima oleh Allah SWT.
إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ
- فاطر: ١٠
“Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh
dinaikkan-Nya”. (QS. Al-Fathir, 35:10)
Diterangkan oleh Ibn Katsir:
Firman Allah Swt.:
{إِلَيْهِ يَصْعَدُ
الْكَلِمُ الطَّيِّبُ}
Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik
(Fathir: 10)
Yaitu zikir, bacaan Al-Qur'an, dan doa, menurut sejumlah ulama Salaf yang
bukan hanya seorang.
Sebagaimana diriwayatkan secara marfu' oleh Imam Ahmad.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْر، حَدَّثَنَا مُوسَى
-يَعْنِي: ابْنَ مُسْلِمٍ الطَّحَّانَ -عَنْ عَوْنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ،
عَنْ أَبِيهِ -أَوْ: عَنْ أَخِيهِ -عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "الَّذِينَ
يَذْكُرُونَ مِنْ جَلَالِ اللَّهِ، مِنْ تَسْبِيحِهِ وَتَكْبِيرِهِ
وَتَحْمِيدِهِ وَتَهْلِيلِهِ، يَتَعَاطَفْنَ حَوْلَ الْعَرْشِ، لَهُنَّ
دَوِيٌّ كَدَوِيِّ النَّحْلِ، يُذَكِّرُونَ بِصَاحِبِهِنَّ أَلَا يُحِبُّ
أَحَدُكُمْ أَلَّا يَزَالَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ شَيْءٌ يُذْكَرُ بِهِ؟
".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Namir, telah
menceritakan kepada kami Musa ibnu Muslim At-Tahhan, dari Aun ibnu
Abdullah, dari ayahnya atau dari saudaranya, dari An-Nu'man ibnu Basyir
r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Orang-orang yang berzikir menyebut nama Allah Yang Mahaagung,
bertasbih, bertakbir, bertahmid, dan bertahlil. Maka terdengarlah di
sekitar Arasy gema suara menyambutnya sebagaimana suara lebah menuturkan
orang yang mengucapkannya (dan memohon belas kasihan dan ampunan bagi pelakunya).
Tidakkah seseorang di antara kalian suka bila ada sesuatu dari amalnya
yang terus-menerus disebutkan di sisi Allah?
Firman Allah Swt.:
{وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ
يَرْفَعُهُ}
dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.
(Fathir: 10)
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa yang
dimaksud dengan perkataan-perkataan yang baik ialah zikrullah, ia
dibawa naik ke hadapan Allah Swt. Dan amal saleh ialah menunaikan ibadah
fardu; maka barang siapa yang berzikir menyebut nama Allah dan menunaikan
amal-amal fardunya. maka amal salehnya membawa naik zikrullah ke hadapan
Allah Swt. Dan barang siapa yang berzikir menyebut nama Allah tanpa
menunaikan amal-amal fardunya, maka perkataan-perkataannya dikembalikan
kepada amalnya, dan amalnyalah yang berhak menerimanya (sedangkan pelakunya
tidak mendapat apa-apa).
Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, yaitu bahwa amal yang saleh
mengangkat kalimah-kalimah yang baik.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Abul Aliyah, Ikrimah, Ibrahim
An-Nakha'i, Ad-Dahhak, As-Saddi, Ar-Rabi' ibnu Anas, Syahr ibnu Hausyab, dan
lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Iyas ibnu Mu'awiyyah Al-Qadi mengatakan bahwa seandainya tidak ada amal
saleh, maka tiada zikrullah yang dinaikkan.
Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa perkataan tidak diterima kecuali bila
dibarengi dengan amal saleh.
Demikian diterangkan Ibn Katsir di dalam kitab tafsirnya.
Klik untuk membaca sambungannya:
AbahnaJafits’s Corner Private Library
Al-Furqan Islamic Kid and Youth Study Club
Sanggar Indah Banjaran L7 No. 7, Nagrak, Cangkuang-Kab. Bandung
