WMG, JAKARTA – Dilansir dari media online REPUBLIKA.CO.ID,
menyebutkan bahwa Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) periode 2015-2017,
Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengisahkan mengapa ia dicopot dari jabatannya
di penghujung 2017. Padahal, ia harusnya masih berkarier di TNI sampai masa
pensiun akhir Maret 2018.
Secara tiba-tiba, Presiden Joko Widodo (Jokowi)
mencopot Gatot dengan mengirim surat ke pimpinan DPR agar digantikan Kepala
Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto. Pun mutasi terakhir yang
diteken Gatot akhirnya dibatalkan oleh Hadi.
Menurut Gatot, penggantian posisi pucuk pimpinan TNI terjadi lantaran ia
bersikukuh menginstruksikan seluruh jajaran TNI untuk memutar atau menonton
film Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI)
pada 2017. Keputusan Gatot kala itu memang mengagetkan banyak pihak.
"Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu
partai, saya sebuat saja PDIP. 'Pak Gatot hentikan itu, kalau tidak, pasti Pak
Gatot akan diganti'. Saya bilang terima kasih, justru saya gas karena
ini adalah benar-benar berbahaya. Dan benar-benar saya diganti," kata
Gatot di akun channel Youtube Hersubeno Arief, seperti
dikutip Republika, Selasa (22/9).
Gatot mengaku, kemungkinan bangkitnya PKI di Indonesia bukan sebuah hal yang
tidak mungkin. Dia mengamati, PKI gaya baru bangkit sejak 2008 ketika seluruh
mata pelajaran di sekolah menghapuskan sejarah kelam tentang peristiwa
G30S/PKI.
Menurut dia, hal itu menandakan memang gerakan
tersebut tidak bisa dilihat bentuknya, tapi dapat dirasakan. Karena itu, Gatot
sejak menjabat sebagai Panglima Kostrad pada 2013-2014 kerap mengisi kuliah
umum di berbagai kampus untuk melawan gerakan PKI gaya baru.
"Ini suatu hal yang sangat berbahaya, karena kalau yang paling unit kecil
adalah kelas 6 SD maka ditambah taruhlah sekarang ini maka mereka semua yang
duduk di universitas tidak pernah mengenyam pelajaran tersebut sehingga pada
2017 kita sama-sama ingat, generasi muda 90 persen lebih tidak percaya adanya
PKI maka dengan data-data yang ada pertama kali saya menjabat Pangkostrad saya
beranikan untuk kuliah umum proxy war di Universitas
Indonesia," kata Gatot.
Dia melanjutkan, gerakan PKI gaya baru semakin nyata saat ini lantaran berhasil
mengganti Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni.
Padahal, menurut Gatot, Pancasila pada 1 Juni ini adalah konsep Trisila dan
Ekasila yang disampaikan Bung Karno. Diusulkannya Rancangan Undang-Undang
Halauan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang saat ini prosesnya dihentikan, bukan
dicabut juga menandakan adanya kekuatan yang ingin mengganti Pancasila.
"Maka mereka sudah investasi lebih dulu, jadi
mereka secara tidak langsung hampir seluruh bangsa memperingati Hari Pancasila
pada 1 Juni. Dan lebih lanjut lagi adanya RUU HIP," kata mantan Kepala
Staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut.
Source: